TOBA Rampungkan Divestasi PLTU dan Akuisisi Sembcorp

- TOBA merampungkan divestasi penuh di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PLTU PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).
- TOBA menuntaskan akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd senilai 405 juta dolar Singapura atau sekitar Rp4,77 triliun.
- Keputusan strategis TOBA ini diperkirakan dapat memangkas lebih dari 750.000 ton emisi karbon dioksida per tahun.
Jakarta, FORTUNE - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) telah merampungkan divestasi penuh atas kepemilikannya di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL), perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara.
Bersamaan dengan itu, TOBA juga menuntaskan akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd (SembEnviro), sebuah perusahaan asal Singapura yang bergerak pada bidang pengelolaan limbah dan solusi lingkungan.
Nilai akuisisi Sembcorp mencapai 405 juta dolar Singapura atau sekitar Rp4,77 triliun.
Selain melepas kepemilikan MCL, TOBA juga melakukan divestasi PLTU PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Nilai keduanya mencapai US$144,8 juta atau setara Rp2,39 triliun.
Dengan melepas kepemilikan di MCL, TOBA secara signifikan mengurangi paparannya terhadap aset energi fosil dan mempercepat langkah dekarbonisasi menuju target netral karbon.
Keputusan strategis ini diperkirakan dapat memangkas lebih dari 750.000 ton emisi karbon dioksida (CO₂ equivalent) per tahun, atau lebih dari 45 persen dari total emisi karbon TOBA pada 2024.
Sementara itu, akuisisi SembEnviro kian memperkuat kehadiran TOBA pada sektor ekonomi sirkular dan pengelolaan limbah di Asia Tenggara. Langkah ini melengkapi akuisisi sebelumnya terhadap Asia Medical Enviro Services Pte. Ltd. (AMES) di Singapura serta ARAH Environmental Group di Indonesia pada 2023.
“Aksi korporasi ini menjadi bukti nyata komitmen TOBA dalam mentransformasi bisnis ke arah keberlanjutan. Kami meyakini bahwa masa depan perusahaan harus selaras dengan upaya dekarbonisasi dan praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan rampungnya dua aksi korporasi ini, kami semakin mendekati visi yang telah kami tetapkan,” ujar Presiden Direktur TOBA, Dicky Yordan dalam keterangannya, Selasa (18/3).
Insiatif TOBA dalam melakukan investasi
Langkah ini juga diperkirakan akan meningkatkan daya tarik TOBA bagi investor, terutama mereka yang mengutamakan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam strategi investasinya. Dengan demikian, TOBA semakin siap menghadapi tantangan perekonomian global, yang menjadikan keberlanjutan sebagai faktor yang semakin krusial.
Sebagai perusahaan energi terintegrasi yang terdaftar di pasar modal, TOBA tengah bertransformasi menuju bisnis berbasis energi hijau dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dan inovasi energi terbarukan.
Perusahaan itu memiliki portofolio bisnis yang beragam, termasuk pertambangan dan perdagangan batu bara, pembangkit listrik, perkebunan, kendaraan listrik, energi terbarukan, serta pengelolaan limbah.
Dengan operasionalisasi di berbagai wilayah, seperti Singapura, Gorontalo, Kalimantan Timur, Batam, Lampung, dan Jawa Tengah, TOBA didukung oleh lebih dari 2.000 tenaga kerja yang berperan dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
Melalui inisiatif Towards a Better Society (TBS 2030), TOBA menargetkan pencapaian netralitas karbon pada 2030, sejalan dengan visi Indonesia untuk mencapai Net Zero Carbon pada 2060. Dengan terus berinovasi dan menyeimbangkan profitabilitas dengan dampak positif bagi masyarakat, TOBA berkomitmen mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.