Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BPS: Produksi Jeruk Nasional 2024 Mencapai 2,65 Juta Ton

Ilustrasi perkebunan jeruk lokal. (Dok. Kementan RI)
Intinya sih...
  • Produksi jeruk nasional pada 2024 mencapai 2,65 juta ton dari berbagai sentra produksi di Indonesia.
  • Kementan RI memberikan dukungan terhadap produksi jeruk lokal namun tetap membuka keran impor jeruk untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar musim panen jeruk lokal.
  • Pemerintah mendorong peningkatan produksi, produktivitas, dan daya saing jeruk lokal melalui pengembangan kampung jeruk, penyediaan benih bermutu, dan penerapan teknologi.

Jakarta, FORTUNE – Tanaman jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura andalan Indonesia yang terus eksis di pasar domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi jeruk nasional pada 2024 mencapai 2,65 juta ton. Jumlah itu dihasilkan dari berbagai sentra produksi seperti Banyuwangi, Malang, Bangli, Karo, Sambas, dan Barito Kuala.

Menurut data BPS 2024, produktivitas jeruk lokal mencapai 44,8 ton per hektare, jauh melebihi produktivitas jeruk dari Cina sebesar 19,5 ton per hektare.

Berbagai jenis jeruk lokal seperti keprok atau siam, pamelo, dan lemon tetap digemari konsumen karena kesegaran serta cita rasanya yang khas. Keberadaan jeruk lokal ini dinilai mampu bersaing dengan produk impor, bahkan sudah merambah ke pasar modern.

Kementan dukung penuh produksi jeruk lokal

Sementara itu, Plt Dirjen Hortikultura Kementan RI, Muhammad Taufiq Ratule, menegaskan bahwa pemerintah memberikan dukungan terhadap produksi jeruk lokal.

“Kami terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani agar kualitas jeruk lokal semakin meningkat,” ujar Taufiq dalam keterangannya, dikutip Rabu (19/3).

Meski produksi lokal diklaim telah mencukupi, pemerintah tetap membuka keran impor jeruk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar musim panen jeruk lokal.

“Kami memberikan rekomendasi impor dengan persyaratan teknis yang ketat, termasuk dokumen Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP),” jelas Taufiq.

Menurut dia, langkah tersebut bertujuan untuk menjamin keamanan pangan produk impor dan melindungi produksi jeruk lokal. Pada 2024, rekomendasi impor jeruk hanya sebesar 56,3 ribu ton atau 2,1 persen dari produksi nasional.

Taufiq menuturkan, jeruk impor berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Australia, Pakistan, Cina, dan Mesir. Kementan terus berupaya meningkatkan produksi, produktivitas, dan daya saing jeruk lokal lewat berbagai program.

Misalnya, beber Taufiq, pengembangan kampung jeruk, penyediaan benih bermutu, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) ramah lingkungan, serta fasilitasi sarana dan prasarana pascapanen menjadi fokus utama. Selain itu, pendampingan dan pembinaan petani pun dilakukan secara intensif.

Taufiq juga mengatakan bahwa pemerintah pun mendorong penerapan teknologi agar jeruk lokal dapat berproduksi sepanjang tahun.

“Dengan berbagai upaya ini, diharapkan jeruk lokal dapat terus memenuhi kebutuhan pasar dan bersaing dengan produk impor,” ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us