Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bos Danantara Beberkan Dampak Perang Tarif Trump-AS ke Indonesia

IMG_3495.jpeg
CIO Danantara Pandu Sjahrir. Dok Fortune Indonesiq
Intinya sih...
  • Pemberlakuan tarif AS ke Indonesia memberi dampak keseluruhan terhadap perekonomian, dengan tarif 32 persen untuk impor barang di Indonesia.
  • Ketegangan perang tarif AS-China mulai mereda, dengan fleksibilitas Trump terhadap pemberlakuan tarif China khususnya untuk barang elektronik.
  • Perang tarif justru mendorong Indonesia untuk fokus berbenah dan memperkuat fundamental melalui deregulasi dan iklim investasi, menarik minat investor asing.

Jakarta, FORTUNE - Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir mengungkapkan dampak dari kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan kepada Indonesia, hingga dampak perang tarif AS-China.

Menurutnya, tarif yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia memberi dampak secara keseluruhan terhadap perekonomian. Trump mematok tarif 32 persen untuk impor barang di Indonesia. Namun, hingga saat ini, pemberlakukan tarif masih ditunda hingga 90 hari ke depan.

Pandu menuturkan, ketegangan perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Cina mulai sedikit mereda. Trump saat ini melakukan fleksibilitas kepada pemberlakuan tarif China, di mana barang elektronik seperti smartphone dan komputer akan dikecualikan dari tarif 145 persen, sehingga terdapat perhitungan tarif khusus bagi jenis barang elektronik tersebut.

Keterbukaan Trump dalamnegosiasi tersebut dinilai Pandu sebagai sinyal positif. Di tengah adanya perang dagang tersebut, Pandu menyebutkan, Indonesia memiliki resistensi yang baik, tercermin dari pasar modal Indonesia yang justru naik 1 persen pada perdagangan hari ini.

“Menurut saya yang terjadi dengan perang tarif ini In a way blessing in disguise buat Indonesia,” ujarnya kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/4).

Ia meilai, perang tarif justru akan semakin mendorong Indonesia untuk lebih fokus untuk berbenah dan memperkuat fundamental khususnya melalui deregulasi dan iklim investasi.

Contohnya, pada investasi Qatar senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 33,6 triliun melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Bahkan, sejumlah investor besar AS baik public market dan private market juga tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

“Mereka melihat Indonesia mungkin politiknya bersih rapih relatively secara policy juga bagus Kita banyak fokus ke ketahanan pangan dan energi,” ujarnya

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
Tubagus Imam Satrio
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us