Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saldo pemerintah daerah di perbankan naik pada Juni 2022. Dana mengendap tersebut meningkat Rp20,95 triliun atau 10,06 persen dari posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp200,75 triliun.
"Pemerintah daerah masih memiliki dana di perbankan yang masih sangat tinggi atau meningkat terus, Januari sampai Juni ini mencapai Rp220,9 triliun, ini tertinggi dalam enam bulan terakhir," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (26/7)
Sri Mulyani menuturkan, dana pemerintah daerah di perbankan pada bulan lalu juga merupakan yang tertinggi sepanjang semester I 2022.
Hal tersebut selalu menciptakan dilema lantaran pemerintah pusat terus menerus didorong untuk mempercepat transfer ke daerah, tapi di sisi lain belanja daerah justru seret karena dananya mengendap di bajk.
"Jangan sampai ini hanya akan berhenti di dalam deposito di perbankan. Kita berharap akselerasi pemerintah daerah di semester dua ini dari sisi belanja akan bisa dipicu dengan baik untuk bisa membantu membangkitkan kembali ekonomi-ekonomi di daerah," tuturnya.
Sri Mulyani menyebutkan sampai akhir Juni 2022 realisasi transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp367,1 triliun atau 45,6 persen terhadap APBN 2022.
Kenaikan saldo dana pemerintah di perbankan antara lain disebabkan oleh realisasi belanja daerah yang sampai Juni 2022 belum optimal.
"Jawa Timur menjadi daerah dengan saldo yang mengendap di perbankan tertinggi yakni mencapai Rp29,82 triliun, sedangkan Kepulauan Riau memiliki saldo di perbankan terendah yakni Rp1,17 triliun," tandasnya.