Ford Berencana PHK Karyawan di AS dan Kanada Guna Pangkas Biaya

Jakarta, FORTUNE - Ford Motor Co mengatakan akan memulai rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) pekan ini terhadap sebagian besar karyawan dalam bidang engineering di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Reuters pada Rabu (28/6) mewartakan bahwa pengumuman muncul setelah perusahaan pada Mei 2023 memperkirakan biaya restrukturisasi US$1,5 miliar–2 miliar pada 2023 atau mencapai Rp30 triliun.
Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, Ford berencana untuk melakukan PHK setidaknya terhadap 1.000 karyawan tetap dan pekerja kontrak di AS.
Ford tidak memerinci jumlah posisi yang akan terpengaruh oleh langkah tersebut. Perusahaan menyatakan bahwa orang-orang yang terkena dampak akan ditawari pesangon dan tunjangan. Perusahaan menambahkan bahwa PHK ini tidak terbatas pada divisi engineering.
"Ini terkait dengan rencana pertumbuhan Ford+ yang kami perkenalkan pada 2021," demikian manajemen Ford.
Rencana transisi ke bisnis kendaraan listrik
Sebelumnya, CEO Ford, Jim Farley, mengatakan perusahaannya terlalu banyak mempekerjakan pegawai, tapi tidak memiliki cukup tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan. Pasalnya, industri otomotif akan beralih ke kendaraan listrik dan layanan digital.
Pada Februari, Ford juga memerinci rencana untuk menghilangkan 3.800 pengembangan produk dan pekerjaan administrasi di Eropa dalam tiga tahun ke depan.
Sementara itu, pada Maret 2023 Ford kehilangan US$3 miliar dari penjualan kendaraan listrik. Meski demikian, perusahaan itu masih berharap untuk dapat memenuhi target keuntungan US$9 miliar–11 miliar tahun ini.
Ia juga mengharapkan Ford untuk segera mendapatkan keuntungan dari kendaraan listrik.