Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2022 sebesar 0,66 persen secara bulanan (month to month/mtm). Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi bulan lalu itu merupakan yang tertinggi sejak Mei 2019 atau sebelum pandemi.
"Kalau kita tarik mundur ke belakang, ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2019 di mana saat itu inflasi 0,68 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (1/4).
Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender pada Maret 2022 tercatat sebesar 1,20 persen. Adapun secara tahunan (year on year/yoy) atau dibandingkan periode sama 2021, inflasi Maret mencapai 2,04 persen.
"Kalau ditarik ke belakang ini merupakan tertinggi sejak April 2020 di mana terjadi inflasi tahunan 2,67 persen," jelasnya
Dilihat dari kelompok pengeluaran, penyumbang utama kenaikan harga berasal dari makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 1,47 persen dengan andil 0,38 persen.
Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan inflasi dalam kelompok ini antara lain cabai merah dengan andil 0,10 persen, minyak goreng dengan andil 0,04 persen serta telur ayam ras dengan andil 0,04 persen.
Untuk cabai merah, kenaikan harga terjadi karena terpengaruh suplai terbatas karena pergeseran musim. Kemudian harga minyak goreng naik karena pemerintah mencabut Permendag 06/2022 terkait penetapan HET dan menyerahkan harga ke mekanisme pasar. Sementara kenaikan komoditas telur ayam ras disebabkan kenaikan biaya pakan.
Kemudian kelompok pengeluaran yang juga cukup besar berkontribusi terhadap inflasi Maret adalah air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang memiliki andil 0,08 persen.
"Kalau dilihat penyebabnya itu terlihat dari kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, andilnya 0,07 persen dan sewa rumah yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terhadap inflasi 0,01 persen," jelas Margo.
Kelompok ketiga penyumbang inflasi tertinggi di Maret berasal perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,07 persen. "Komoditasnya disebabkan kenaikan emas perhiasan dibandingkan Februari. Dan ini memberikan andil 0,04 persen terhadap inflasi," terangnya.