Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Juli 2021, Kontribusi Sektor ESDM ke Penerimaan Negara Naik 103%

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral terhadap penerimaan negara hingga Juli 2021 tembus Rp141 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi 103 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan investasi ESDM telah mencapai lebih dari US$12 miliar.

“Hingga Juli 2021, kontribusi sektor ESDM terhadap penerimaan negara menunjukkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangannya, Selasa (28/9).

Pada subsektor migas, kata Arifin, selain mengubah skema kontrak bagi hasil menjadi lebih fleksibel, Pemerintah juga memberikan berbagai macam insentif untuk menarik investasi. Selain itu, Program BBM Satu Harga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga terus dilaksanakan dan menargetkan lebih dari 580 titik hingga tahun 2024.

"Di bidang migas, kontrak bagi hasil migas telah dibuat lebih fleksibel yaitu skema gross split atau cost recovery. Untuk lebih menarik investasi hulu migas, berbagai insentif telah diberikan, antara lain untuk Blok Mahakam. Pada bulan Agustus 2021, Blok Migas Rokan, salah satu blok migas terbesar Indonesia juga secara resmi telah dikelola Negara melalui Pertamina," ujarnya.

1.Pemerintah berikan kepastian untuk pemanfaatan batu bara

Kementerian ESDM juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kepastian pemanfaatan batu bara untuk menjaga ketahanan energi domestik, khususnya pada pembangkit listrik. "Kebijakan pemanfaatan mineral diarahkan untuk peningkatan nilai tambah, utamanya nikel sebagai salah satu material pendukung baterai kendaraan listrik," ucap Arifin.

Di bidang ketenagalistrikan, pemerataan akses listrik masih menjadi fokus utama Kementerian ESDM. Saat ini, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,4 persen, dan tahun depan ditargetkan seluruh rumah tangga telah teraliri listrik 100 persen.

2.Susun peta jalan menuju kemandirian energi nasional

Pada kesempatan tersebut, Arifin kembali menyampaikan bahwa Kementerian ESDM telah menyusun Grand Strategy Energy Nasional (GSEN) yang diharapkan mampu membuahkan solusi untuk tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

"GSEN juga diharapkan mampu menjadi jawaban dari tantangan yang saat ini dihadapi, antara lain keterbatasan pengembangan EBT dan tuntutan pembangunan infrastruktur yang lebih masif dan tepat guna," ucap Arifin.

Pada Grand Strategy Energy, telah dipetakan rencana untuk untuk menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 38 GW sampai tahun 2035 melalui upaya percepatan substitusi energi primer, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT dan pemanfaatan EBT non listrik/non BBN.

"Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya karena biaya investasi yang semakin rendah dan waktu pelaksanaan yang semakin singkat," ujarnya.

3.Target tahun 2060 menuju energi bersih

Program-program tersebut, mendukung target transformasi energi menuju energi bersih atau Net Zero Emission (NZE) yang menjadi komitmen bersama untuk dicapai paling lambat pada tahun 2060 atau bisa lebih cepat lagi dengan bantuan internasional.

"Pemilihan teknologi menjadi pertimbangan utama guna memastikan ketersediaan, kemudahan, keterjangkauan, keberlangsungan dan daya saing untuk mencapai kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, serta ketahanan iklim dan rendah karbon," tutur Arifin.

Share
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Eko Wahyudi
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us