Makna Pohon Hayat Nusantara, Pemenang Sayembara Logo IKN

Dalam peluncuran tersebut, Jokowi juga sempat mengungkapkan tentang makna dari Pohon Hayat yang cukup mendalam, sebagai pohon kehidupan. Pohon Hayat ini akan menginspirasi IKN untuk menciptakan tempat kehidupan baru dan menjadi sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia nantinya. Logo Pohon Hayat juga memiliki filosofi yang sejalan dengan semangat pembangunan IKN,” katanya.

Logo Pohon Hayat juga menumbuhkan rasa bangga dengan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara dan bangsa yang besar serta majemuk. Logo ini juga diyakini dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan beserta ekosistemnya. “Juga memperkuat ikhtiar, usaha kita bersama untuk berkontribusi bagi percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara kita, ibu kota masa depan Indonesia,” ujarnya.

Bersama logo Pohon Hayat, Presiden berharap hubungan IKN dengan Jakarta bisa terus bertumbuh dan sejajar dengan kota-kota besar di seluruh dunia, layaknya New York dan Washington DC, atau antara Sydney dan Canberra. "Di sini ada Jakarta, ada di sana Nusantara. Jadi ini negara besar, bangsa besar,” katanya.

Laman resmi IKN menjelaskan bahwa logo IKN yang terpilih ini memiliki judul resmi ‘Pohon Hayat Nusantara’. Logo ini terinspirasi oleh bentuk penghayatan simbolisme pohon dari barat sampai timur Indonesia. Hal ini menjadi simbol dasar dari lima akar ideologi bangsa, yakni Pancasila, yang tumbuh mengalir menjadi tujuh batang gugus pulau besar di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara maritim.

Dengan wawasan Nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia, laut dan alur sungai pun menjadi penghubung sekaligus terhubung dalam satu lingkaran utuh yang menumbuhkan 17 kembang mekar sebagai simbolisasi kemerdekaan abadi. Identitas visual IKN Nusantara, rancang bentuk universal namun mengakar, terbalut dalam bentuk yang merayakan kemerdekaan peradaban baru Indonesia.

Huruf yang digunakan pada logo ‘Pohon Hayat Nusantara’ berjenis ‘IKN Sutasoma’. Bentuk ini terinspirasi oleh aksara Pallawa, salah satu aksara tertua di Asia Tenggara yang ditemukan di Kutai, Kalimantan.

Sementara itu, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono, mengatakan bahwa pemilihan logo baru ini adalah bentuk partisipasi publik dalam proses pembangunan IKN. “Untuk membangun rasa memiliki yang kuat terhadap Ibu Kota kita Nusantara, sebagai refleksi dari sebuah kota yang dibangun secara gotong royong oleh seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Penilaian desain terpilih berdasarkan pada ‘koridor kuratorial’ yang disiapkan oleh Dewan Kurator: semangat kebhinekaan namun dalam satu kesatuan, semangat kebersamaan dan rasa memiliki, serta semangat bahari atau maritim. “Selama proses ini dilakukan pula serangkaian roadshow baik ke berbagai komunitas maupun media, serta paparan dan diskusi publik bagi desainer kelima logo tersebut di kanal digital,” katanya.