Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nastar Jadi Kue Kering Lebaran Favorit Milenial dan Gen-Z

Kue Nastar
ilustrasi Kue Nastar (yummy.co.id/Nensi Nuraliah)
Intinya sih...
  • Nastar tetap menjadi kue kering Lebaran favorit dengan 82 persen responden memilihnya.
  • Mayoritas konsumen memilih kue kering rumahan atau UMKM, dan lebih suka membelinya secara langsung.
  • Faktor pertimbangan utama konsumen adalah rasa dan harga.

Jakarta, FORTUNE - Kendati ragam kue kering terus bermunculan dengan inovasi rasa dan tampilan yang menarik, survei terbaru dari Populix menunjukkan nastar tetap menjadi primadona di meja Lebaran tahun ini.

Indah Tanip, VP of Research Populix, mengungkapkan kue kering klasik berisi selai nanas ini masih menduduki posisi puncak sebagai camilan favorit dengan perolehan angka fantastis.

Menurut survei Populix, 82 persen responden memilih nastar sebagai kue kering Lebaran favoritnya. Menyusul kemudian adalah kue putri salju dengan 44 persen, kastengel 35 persen, dan sagu keju yang dipilih oleh 27 persen responden.

Selain keempat kue tersebut, popularitas kue kering lainnya secara berurutan adalah kukis cokelat atau chocolate chips (19 persen), kukis kacang tanah (19 persen), kukis mentega atau butter cookies (12 persen), lidah kucing (11 persen), kukis bawang (9 persen), dan wafer (7 persen).

Data tersebut menunjukkan dominasi nastar yang begitu kuat di antara berbagai jenis kue kering Lebaran.

“Dasar penobatan nastar sebagai kue kering Lebaran terfavorit tahun 2025 adalah nilainya yang terpaut sangat jauh dibanding kue kering lainnya. Bahkan hampir dua kali lipat dari posisi kedua. Maka bersiaplah apabila kue kering yang gurih dan manis dengan isian selai nanas ini akan jadi yang pertama ludes di meja suguhan rumah Anda Lebaran nanti,” kata Indah.

Survei ini menyoroti preferensi konsumen dalam memilih produsen kue kering. Hasilnya menunjukkan lebih dari separuh responden memilih kue kering buatan rumahan atau dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Produk kue kering kemasan dari perusahaan besar menempati posisi kedua sebagai pilihan favorit. Sementara itu, sekitar sepertiga responden lebih tertarik untuk membeli kue kering dari toko kue terkenal, yang cenderung menjadi pilihan kalangan ekonomi atas.

Menariknya, sebagian generasi Milenial dan Z juga berencana membuat sendiri kue kering Lebaran mereka pada tahun ini.

Meskipun dikenal sebagai generasi yang terbiasa dengan belanja digital, mayoritas Milenial dan Gen Z ternyata masih memilih untuk membeli kue kering Lebaran secara langsung atau offline.

Sebagian besar dari mereka berencana membeli langsung di toko kue, memesan melalui teman atau keluarga, serta membelinya di minimarket, warung, supermarket, atau hypermarket. Hanya sebagian kecil yang memilih untuk membeli melalui platform e-commerce atau media sosial, dan hanya 3 persen yang mempertimbangkan layanan pengiriman online.

“Asumsi kami, masyarakat lebih nyaman membeli secara langsung karena lebih terjamin keamanannya hingga sampai ke tangan pembeli. Selain itu, banyak yang membeli kue kering kemasan buatan pabrik untuk kebutuhan hampers Lebaran. Menurut kami, hal ini bisa menjadi peluang bagi industri makanan kemasan untuk mengembangkan kategori kue kering. Tinggal bagaimana para pelaku industri bisa menghadirkan produk yang sesuai dengan preferensi publik,” kata Indah.

Faktor Pertimbangan Konsumen

Infografik Kue Lebaran Favorit 2025.jpg
Infografik Kue Lebaran Favorit 2025

Survei Populix juga menyoroti dua faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum memutuskan membeli kue kering Lebaran. Faktor pertama dan yang paling esensial bagi hampir seluruh responden adalah rasa. Sementara itu, faktor kedua yang tidak kalah penting adalah harga, yang menjadi perhatian bagi 72 persen peserta survei.

“Populix melihat bahwa tren kue kering viral tahun ini sudah tidak terlalu relevan bagi pembeli muda. Selain rasa dan harga, mereka cenderung lebih memperhatikan kebersihan, tampilan dan kemasan, serta bahan baku,” kata Indah.

Dari segi harga, mayoritas generasi milenial dan Z memiliki ekspektasi harga cukup realistis. Mereka menganggap harga ideal untuk satu toples atau kemasan kue kering berkisar antara Rp50.000 hingga Rp75.000.

Meskipun demikian, sebagian dari mereka juga masih bersedia mengeluarkan dana hingga Rp100.000 untuk mendapatkan kue kering yang diinginkan.

Selain itu, survei juga menunjukkan mayoritas Milenial dan Gen-Z berencana membeli lebih dari tiga toples kue kering pada Lebaran tahun ini. Bahkan, ada sebagian yang berencana membeli lebih dari lima toples, mengindikasikan potensi permintaan yang cukup tinggi.

“Penobatannya sebagai kue kering favorit tidak menjamin nastar menjadi yang paling laris di pasaran. Pasalnya, proses pembuatannya yang lebih rumit membuat harganya cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, kami menyarankan para produsen untuk fokus pada rasa dan memastikan harga tetap terjangkau bagi mayoritas konsumen. Terlebih, peluang penjualan kue kering masih cukup stabil tahun ini,” kata Indah.

Survei yang melibatkan 979 responden dan berlangsung pada 6-8 Maret lalu itu menunjukkan ada dua faktor utama yang dipertimbangkan konsumen sebelum membeli kue kering. Faktor pertama adalah rasa, yang menjadi perhatian utama hampir seluruh responden. Faktor kedua adalah harga, yang disebutkan oleh 72 persen peserta survei.

“Populix melihat bahwa tren kue kering viral tahun ini sudah tidak terlalu relevan bagi pembeli muda. Selain rasa dan harga, mereka cenderung lebih memperhatikan kebersihan, tampilan dan kemasan, serta bahan baku,” kata Indah.

Dari sisi harga, mayoritas milenial dan gen-Z merasa harga ideal kue kering berkisar antara Rp50.000 hingga Rp75.000 per toples atau kemasan. Namun, ada juga yang tetap bersedia membeli hingga harga Rp100.000. Selain itu, mayoritas milenial dan gen-Z berencana membeli lebih dari tiga toples tahun ini, bahkan ada yang berencana membeli lebih dari lima toples.

“Penobatannya sebagai kue kering favorit tidak menjamin nastar menjadi yang paling laris di pasaran. Pasalnya, proses pembuatannya yang lebih rumit membuat harganya cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, kami menyarankan para produsen untuk fokus pada rasa dan memastikan harga tetap terjangkau bagi mayoritas konsumen. Terlebih, peluang penjualan kue kering masih cukup stabil tahun ini,” ujar Indah.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us