Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Klaim Potensi Hilirisasi Kelapa Mencapai Rp2.400 Triliun

ilustrasi kelapa parut (freepik.com/stockking)
ilustrasi kelapa parut (freepik.com/stockking)
Intinya sih...
  • Permintaan produk turunan kelapa seperti santan dan VCO terus meningkat di pasar global.
  • Hilirisasi pada sektor pertanian hendaknya dipercepat demi meningkatkan nilai tambah produk.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Indonesia dapat meraih manfaat besar dari industri turunan kelapanya jika mampu mendorong hilirisasi komoditas tersebut secara optimal. Potensi nilai ekonomi yang bisa diraih mencapai hingga Rp2.400 triliun.

Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, mengatakan saat ini permintaan produk turunan kelapa di pasar global, seperti santan dan virgin coconut oil (VCO), terus meningkat. Pergeseran pola konsumsi dunia ke arah produk yang lebih sehat, terutama di negara seperti Cina, India, dan kawasan Eropa, menjadi pendorong utama lonjakan permintaan tersebut.

“Sekarang, harga kelapa di tingkat petani naik dari sekitar Rp1.300 menjadi Rp5.000 sampai Rp10.000 per kilogram. Ini karena meningkatnya permintaan dari luar negeri,” kata Amran dalam konferensi pers terkait capaian kinerja satu tahun Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (22/10).

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan adanya percepatan pada hilirisasi sektor pertanian. Langkah ini dianggap penting agar Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tapi juga produk bernilai tambah tinggi.

Amran mencontohkan kelapa yang kini dihargai Rp1.350 per kilogram. Apabila diolah menjadi produk hilir seperti VCO dan air kelapa dalam kemasan, potensi ekspornya dapat mencapai Rp24 triliun.

“Kalau potensi itu dikalikan seratus, totalnya bisa mencapai Rp2.400 triliun. Itu baru dari kelapa,” katanya.

Lebih jauh, ia menilai hilirisasi tidak hanya penting untuk kelapa, tapi juga untuk komoditas lain seperti kakao dan mente. Dengan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, nilai tambah yang dihasilkan bagi petani dan industri dalam negeri akan meningkat signifikan.

“Ke depan, kita ingin ekspor cokelat, bukan lagi biji kakao mentah. Begitu juga dengan mente, jangan hanya diekspor mentah. Kita proses di dalam negeri agar hasilnya lebih besar,” katanya.

Dia yakin strategi hilirisasi dapat menjadi kunci membawa pertanian Indonesia naik kelas, sekaligus meningkatkan pendapatan petani.

Menurutnya, dengan dorongan teknologi, kemitraan, dan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri kelapa dunia.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in News

See More

Pemerintah Klaim Potensi Hilirisasi Kelapa Mencapai Rp2.400 Triliun

22 Okt 2025, 17:38 WIBNews