Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti pentingnya mengatasi potensi krisis pangan sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina. Hal ini ia sampaikan saat berbicara dalam Tackling Food Insecurity yang merupakan rangkaian IMF-WBG Spring Meetings 2022 di Washington D.C., Selasa (19/4).
Menurutnya, perang dan berbagai tindakan yang menyertainya telah memperparah kenaikan harga komoditas energi dan pangan yang telah dimulai sejak pandemi Covid-19.
"Jika hal tersebut tidak diantisipasi secara dini, akan menimbulkan krisis pangan di negara-negara miskin dan rentan yang memiliki kapasitas fiskal terbatas," kata Sri Mulyani, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (21/4).
Dalam diskusi lainnya di pertemuan Koalisi Para Menteri Keuangan untuk Perubahan Iklim, Bendahara Negara juga menyampaikan harapannya ihwal penetapan harga karbon internasional.
Menurutnya, harga tersebut perlu ditinjau ulang agar bisa lebih seimbang dengan mempertimbangkan kapasitas masing-masing negara, terutama guna mewujudkan transisi yang adil dan terjangkau.
Adapun Sri Mulyani bersama Menkeu Finlandia memimpin pertemuan koalisi tersebut yang ditujukan untuk mendiskusikan upaya koalisi dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, tanpa harus mengorbankan tujuan jangka menengah dalam penanganan isu perubahan iklim.
Menkeu juga menghadiri acara yang diselenggarakan oleh IMF dengan tajuk A Dialog with G20 Emerging Markets yang dipimpin oleh Managing Director IMF dan dihadiri oleh negara-negara emerging market anggota G20, antara lain Indonesia, Saudi Arabia, Agentina, Brazil dan Afrika Selatan.
Dalam kesempatan ini, ia mendorong para pembuat kebijakan untuk terus memperkuat pemulihan ekonomi yang tangguh dan inklusif, mengatasi dampak buruk pandemi, melakukan reformasi transformasional untuk mengatasi tantangan dan peluang perubahan iklim, serta pemanfaatan teknologi digital (digitalisasi).