Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan cemas dengan angka literasi keuangan Indonesia yang rendah pada level 49,5 persen. Hal itu tidak sebanding dengan tingkat inklusi keuangan yang telah mencapai 85 persen. Itu berarti masyarakat dapat mudah terjerumus ke dalam investasi atau produk keuangan yang merugikan.
"Kita harus mengejar supaya jangan sampai mereka yang sudah terinklusi kemudian masuk ke berbagai investasi-investasi atau kegiatan keuangan yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena tidak melek terhadap aspek-aspek investasi," ujarnya dalam seminar bertajuk "Rising Stars: Young Entrepreneurs Shine in Financial Investing, Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2023", Senin (14/8).
Menurutnya, literasi keuangan sangat penting sebab investasi legal dan dijamin negara seperti surat berharga negara pun bisa merugikan. Sebab, imbal hasil SBN juga sangat bergantung pada fundamental perekonomian sebuah negara.
Karena itu, menurutnya, para pembeli SBN sebaiknya mulai mempelajari indikator-indikator perekonomian yang dapat mempengaruhi imbal hasil dari produk investasi yang akan dibeli.
Dus, pada instrumen SBN ritel seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 23, yang 51 persen dari 666.135 pembelinya merupakan Milenial dan Generasi Z, Sri Mulyani berharap analisis fundamental sudah menjadi pertimbangan sebelum melakukan pembelian.
"Kalau Anda investasi di tempat lain, kebun kurma, atau investasi emas, banyak pilihan yang Anda bisa pilih. Yang paling penting Anda tahu karakter dari produk yang mau investasi. Makanya membutuhkan literasi. Kalau tahu mau beli surat berharga negara, ORI (Obligasi Ritel Indonesia), jangan percaya sama dia ngomong beli-beli. Jangan. Baca APBN. APBN-nya sehat enggak. Sesuai apa enggak," ujarnya.
Dia mengatakan dalam memilih instrumen investasi saham, jika investor memahami karakteristik dan fundamental perusahaan yang akan dibeli, mereka tidak akan terjerumus ke dalam kerugian kendati nilai sahamnya bisa sangat fluktuatif di pasar.
"Orang yang mau menarik uang Anda untuk [investasi] pasti cerita yang bagus-bagus...Dia mau cerita apa saja karena yang diincar itu uang Anda untuk investasi. Atau untuk ditipu tadi. Kalau untuk investasi masih jujur. Kalau yang ditipu itu jahat banget. Kalau makin menarik, kalian harus waspada," katanya.