Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di rentang 3,5 persen hingga 4 persen hingga penghujung 2021. Perkiraan itu turun dari proyeksi awal dalam APBN 2021 pada kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.
"Kami memperkirakan dalam keseluruhan tahun 2021 ini pertumbuhannya ada di 3,5 persen hingga 4 persen," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11).
Sri Mulyani mengatakan berbagai negara memang mengalami perlambatan ekonomi akibat varian Delta Covid-19. Indonesia sendiri, mengalami perlambatan dari yang sebelumnya 7,1 persen pada kuartal II menjadi 3,5 persen pada kuartal III. "Jadi pengaruh dari Delta terhadap pertumbuhan dunia memang sangat nyata," tuturnya.
Padahal, jika dilihat di sisi lain tekanan terhadap harga, tingkat inflasi di berbagai negara justru mengalami kenaikan. Tekanan terhadap harga ini akan menciptakan komplikasi terhadap proses pemulihan ekonomi dunia. Di negara maju seperti Amerika Serikat, misalnya, angka inflasi mencapai level tertingginya dalam 30 tahun terakhir yakni 6,2 persen. "Ini akan jadi tantangan sangat nyata bagi Jerome Powel yang terpilih lagi jadi pimpinan The Fed. Bagaimana untuk menjinakan inflasi di AS tanpa memberikan perlemahan bagi Amerika Serikat dan guncangan dunia," tuturnya.
Sementara negara emerging seperti Argentina inflasinya tembus hingga 52 persen dalam dua kuartal berturut-turut menyusul krisis keuangan yang mendera negeri tersebut. "Turki juga mengalami hal yang sama dengan inflasi 20 persen, dan nilai tukar yang terdepresiasi sangat tajam yaitu 35 persen," terangnya.