SHARIA

Indonesia Sudah Terbitkan Sukuk Ritel Hijau Hingga Rp21,8 Triliun

Mampu mengurangi emisi hingga sekitar 10,5 juta ton CO2e.

Indonesia Sudah Terbitkan Sukuk Ritel Hijau Hingga Rp21,8 TriliunSri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan Republik Indonesia) - Sesi Pembukaan Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2023
28 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Pemerintah Indonesia menerbitkan Sukuk Ritel hijau senilai Rp21,8 triliun sejak 2019 hingga 2022 dalam rangka mengatasi perubahan iklim. Selain itu, Indonesia juga menerbitkan sukuk hijau global mencapai US$5 miliar sejak 2018 hingga 2022. Hal itu disampaikan Menkeu dalam acara World Bank bertajuk Climate Change and Indonesia's Future: An Intergenerational Dialogue.

"Kita juga mengembangkan instrumen fiskal dan keuangan di dalam rangka mengatasi isu climate change, salah satunya adalah dalam bentuk instrumen green bond atau juga yang kita combine dengan sukuk atau sharia based instrument," kata Sri Mulyani, melansir ANTARA, Selasa (28/11).

Menurutnya, penerbitan sukuk hijau tersebut mampu mengurangi emisi hingga sekitar 10,5 juta ton CO2e. Adapun perinciannya, yakni 5,7 juta ton setara karbon dioksida (CO2e) pada 2018, 3,2 juta ton CO2e pada 2019, 1,4 juta ton CO2e pada 2020 dan 202.674 ton CO2e pada 2021, sehingga total mencapai sekitar 10,5 juta ton CO2e.

SDG Indonesia One untuk pembangunan berkelanjutan

Indonesia juga memperkenalkan SDG Indonesia One sebagai suatu platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs).

Komitmen finansial dalam SDG Indonesia One (SIO) hingga Oktober 2019 mencapai US$3,05 miliar atau setara dengan Rp42,8 triliun. Lebih lanjut, Indonesia juga aktif bekerja sama dan mendapatkan dukungan dari Green Climate Fund (GCF), yaitu dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kapasitas untuk merespons perubahan iklim, dengan total dukungan mencapai US$486.314 juta.

Dalam struktur pendanaan Green Climate Fund, penyertaan modal mencapai sekitar 23 persen, pinjaman mencapai 26 persen, dan hibah mencapai 35 persen. "Terdapat instrumen-instrumen yang akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dalam menghadapi perubahan iklim," kata Menkeu.

Melalui berbagai upaya ini, Indonesia menunjukkan komitmen dan tindakan nyata dalam mengatasi perubahan iklim dengan melakukan tindakan konkret baik secara independen maupun melalui kemitraan dan kolaborasi.

Related Topics