SHARIA

Per Oktober 2022, Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Capai Rp4.345 T

BEI berencana meluncurkan indeks saham syariah berbasis ESG.

Per Oktober 2022, Kapitalisasi Indeks Saham Syariah Capai Rp4.345 TKepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Ignatius Denny Wicaksono/YouTube IDX

by Desy Yuliastuti

14 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Nilai kapitalisasi indeks saham syariah di bursa dalam negeri tercatat sebesar Rp4.345,98 triliun per 7 Oktober 2022. Jumlah ini meningkat sebesar 9,09 persen secara year to date (ytd) dari periode sebelumnya sebesar Rp3.983,65 triliun.

Perkembangan pasar modal syariah juga tercermin pada peningkatan nilai Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) secara year to date.  Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 7 Oktober 2022 ISSI ditutup pada 203,91 poin atau meningkat sebesar 7,87 persen dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 yang sebesar 189,02 poin.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan perkembangan pasar modal syariah cukup menggembirakan. “Tercermin dari peningkatan nilai indeks dan kapitalisasi pasar syariah,” katanya, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/10).

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan per 11 Oktober 2022 berada di posisi 6.939,15 poin atau meningkat 5,43 persen year to date. Bahkan, pada 13 September lalu, pertumbuhan IHSG telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni di level 7.318,01.

Penghimpunan dana di pasar modal tercatat sebesar Rp179,66 triliun, didorong oleh semakin pulihnya aktivitas ekonomi di dalam negeri. 

Penghimpunan dana tersebut berasal dari 168 emisi, dengan rincian sebanyak 42 penawaran umum perdana saham, 22 penawaran umum terbatas, 16 penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk, serta 88 penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang atau sukuk di tahap I dan tahap II.

Menilik rencana indeks saham syariah berbasis ESG

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sudah memiliki empat indeks saham syariah, yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index), dan Indeks IDX MES BUMN 17 yang merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak BUMN.

Tahun 2021 BEI pun sudah meluncurkan indeks bertema SEG seperti ESG Sector Leaders IDX Kehati dan Indeks ESG Quality 45 IDX Kehati. Di sisi lain, BEI punya indeks berbasis ESG tetapi belum ada indeks saham syariah berbasis ESG. Kapan BEI meluncurkannya?

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Ignatius Denny Wicaksono mengatakan rencana tersebut masih digodok. Pihaknya menggandeng dua lembaga ESG rating yang digunakan untuk mengembangkan indeks saham berbasis ESG, yakni KEHATI dan Sustainalytics .

Denny memaparkan, dalam pipeline terdekat BEI memang berencana mengembangkan indeks yang mengombinasikan tema syariah dan ESG, sebab belum ada indeks yang mewakili tema tema tersebut. Terkait hal ini, pihaknya sudah melakukan kajian dan melakukan beberapa metode untuk mengintegrasikan penilaian ESG ataupun pembobotan. 

“Saat ini ada sedikit kendala, sebab ujungnya investor maunya cuan. Sementara kita lihat syariah performance tak begitu naik kadang turun sedikit, ini yang membuat kita melihat mau celah lain apa yang lebih menarik,” ujarnya dalam Capital Market Summit Expo (CMSE) 2022 yang dipantau dari via YouTube Indonesia Stock Exchange, Jumat (14/10).