SHARIA

BTPN Syariah Berdayakan Ibu-ibu Dengan Pembiayaan Tanpa Agunan

Pembiayaan prasejahtera produktif di Kalbar sejak 2015.

BTPN Syariah Berdayakan Ibu-ibu Dengan Pembiayaan Tanpa AgunanKepala Pembiayaan BPTN Syariah area Kalbar-Kaltim Andi Agustiawan (kanan) bersama dengan Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin saat berbincang dengan penerima pembiayaan di Kalbar, Kamis (25/8).
by
29 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Pontianak, FORTUNE - PT Bank BTPN Syariah Tbk menyasar ibu-ibu dengan perekonomian kelas prasejahtera produktif untuk menjadi nasabahnya. Perusahaan menilai perempuan mempunyai andil dalam perekonomian keluarga.

"Pembiayaan kami dilakukan tanpa agunan (jaminan),” kata Kepala Pembiayaan BPTN Syariah area Kalbar-Kaltim, Andi Agus Setiawan, saat ditemui di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (25/8).

BTPN Syariah memang telah membuka akses pembiayaan prasejahtera produktif di Kalimantan Barat sejak 2015.

Hingga semester I-2022, kata Andi, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiyaan hingga Rp71 miliar kepada 23 ribu nasabah. Dia menyebut jumlah itu naik signifikan dibandingkan saat pembiayaan dikenal di Kalimantan Barat.

Seluruh nasabah BTPN Syariah di Kalimantan Barat adalah perempuan. “Sebagai bank yang fokus dalam melayani para perempuan pelaku usaha ultra mikro di pelosok, BTPN melayani dengan profesional dan sepenuh hati, menerapkan tata kelola yang baik, dan sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan manfaat bagi umat,” ujarnya.

Mengembangkan warung kelontong

Warung kelontong milik Fitri Yuniatun yang mendapatkan program Daya dari BTPN Syariah di Kabupaten Kubur Raya, Kalimantan Barat, Kamis (25/8).

Manfaat program pemberdayaan nasabah perempuan pun dirasakan oleh Fitri Yuniatun, warga Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Fitri mengaku sebelumnya tidak punya usaha karena hanya seorang ibu rumah tangga. Pada 2015, dia bergabung dengan BTPN Syariah via pinjaman awal Rp2 juta yang digunakan untuk membuka warung kecil dari papan kayu.

Seiring waktu, warung Fitri pun berkembang dan menjadi semakin luas. Bahkan, hingga saat ini warungnya menjadi permanen dengan luas 36 meter persegi. “Dulu jualannya masih pakai papan biasa, sekarang alhamdulillah sudah bisa bangun warung sendiri yang lebih besar,” ujarnya.

Karena usahanya kian maju, pembiayaan terhadapnya pun meningkat menjadi Rp18 juta. Dengan pinjaman tersebut, Fitri dan suaminya berniat mengembangkan usahanya lagi. “Mimpinya, saya ingin membangun kafe, dan dipasangkan meja serta kursi-kursi, di sebelah toko kelontong saya ini,” katanya sembari menunjuk lahan kosong di sebelah tokonya.

Keberhasilan Fitri juga diikuti oleh beberapa perempuan di lingkungan desanya. Banyak perempuan yang sebelumnya tidak berpenghasilan, akhirnya berusaha dengan berjualan sayur-mayur, jajanan pasar, hingga pakaian.

Kirim produknya ke Malaysia

Kepala Pembiayaan BPTN Syariah area Kalbar-Kaltim Andi Agustiawan (oranye) melihat proses pembuatan kue putu kacang yang merupakan usaha milik Evi Tri Wahyuni (tiga kiri), Kamis (25/8).

Related Topics