Literasi Ekonomi Syariah Meningkat, Prospek Bagus Untuk Industri Halal

Jakarta, FORTUNE - Tingkat pemahaman serta literasi masyarakat Indonesia terhadap perekonomian syariah mengalami kenaikan tahun ini. Hal ini diharapkan bisa membantu peningkatan kontribusi ekonomi syariah khususnya pada industri halal.
Gubenur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan upaya memajukan perekonomian syariah dalam negeri telah membuahkan hasil. Hal itu salah satunya tampak dari tingkat literasi masyarakat yang naik dari 16,3 persen menjadi 20,1 persen.
Dalam pembukaan Indonesia Shariah Economics Festival (ISEF) 2021 itu, seperti dikutip Kamis (28/10), Perry menyatakan lembaganya terus berupaya mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan baru perekonomian nasional. Menurutnya, ekonomi syariah di Indonesia memiliki prospek bagus khususnya di sektor fesyen dan makanan-minuman halal.
Itu terlihat dari data pada Halal Market Report 2021. Menurut laporan tersebut, tingkat pengeluaran masyarakat Indonesia untuk produk halal pada 2020 mencapai US$184 miliar atau Rp2.600-an triliun. Jumlah itu diproyeksikan meningkat hingga US$281,6 miliar atau lebih dari Rp4.000 triliun pada 2025.
Laporan itu juga memperkirakan terdapat potensi peningkatan ekonomi halal Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar US$5,1 miliar (Rp72,7 triliun) setiap tahunnya. Potensi ini bisa diraih melalui peningkatan ekspor dan investasi langsung (foreign direct investment/FDI) serta substitusi impor.
Menurutnya, upaya meningkatkan perekonomian syariah dapat dilakukan melalui gelaran ISEF. Acara ini sanggup mendukung kesepakatan bisnis hingga Rp7,81 triliun (termasuk di dalamnya dari hasil lelang wakaf produktif) serta diikuti lebih dari 151 ribu peserta.
Ekonomi syariah inklusif

Dalam acara yang sama, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pemerintah turut berupaya dalam meningkatkan peran industri halal agar dapat berkontribusi lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan meningkatnya literasi dan edukasi diharapkan penggunaan produk halal akan meningkat,” kata Ma’ruf.
Menurutnya, penguatan industri halal tersebut membutuhkan dukungan insititusi pembiayaan syariah yang kuat. Dia kemudian menyampaikan data dari State Global Islamic Economy Report 2020/2021 yang menyebutkan bahwa indikator ekonomi syariah terus membaik. Buktinya, posisi keuangan Indonesia berada pada peringkat keempat di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pangsa pasar keuangan syariah per Desember 2020 naik 9,89 persen. Ma'ruf berharap ke depan dapat melebihi 10 persen serta setara dengan pangsa syariah negara besar lainnya.
“Ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia maupun global, bahkan telah menjadi lifestyle sebagai pilihan kebutuhan hidup,” jelasnya.