Minat Buyer Asing Tinggi, JMFW 2026 Bukukan Transaksi US$12,28 Juta

Jakarta, FORTUNE - Penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 mencatat hasil menggembirakan. Hingga 4 November, nilai transaksi dari buyer asing telah mencapai US$12,28 juta, melampaui target semula sebesar US$10 juta yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Pencapaian ini menunjukkan besarnya minat pasar global terhadap produk modest fashion asal Indonesia yang kini semakin kompetitif di tingkat internasional. Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menyebut keberhasilan ini tidak lepas dari upaya memperkuat ekosistem fesyen Muslim nasional dan kolaborasi lintas sektor.
“Salah satu produk UMKM yang diminati melalui program ini adalah modest fesyen yang mendapatkan buyer dari beberapa negara, antara lain Inggris, Afrika Selatan, Meksiko, Malaysia, dan Singapura,” ujar Budi, usai pembukaan JMFW 2026 di Jakarta, Kamis (6/11).
Budi menambahkan, minat buyer global itu tumbuh seiring business matching yang rutin digelar oleh Kemendag. Dari Januari hingga Oktober 2025, terdapat 542 kegiatan business matching yang melibatkan 1.049 UMKM, dengan nilai transaksi mencapai US$130,17 juta.
Selain mendorong ekspor, Kemendag juga berupaya memperkuat pasar domestik agar produk lokal tidak tergeser oleh impor, termasuk pakaian bekas.
“Kita lihat lah, produk kita kan berjalan, ngapain beli pakaian bekas impor. Itu dari dulu dilarang. Produk kita bagus-bagus, murah, dan bahannya juga berkualitas,” katanya, menegaskan.
Ia memaparkan, strategi utama Kemendag adalah meningkatkan kualitas produk dalam negeri hingga berstandar ekspor.
“Kalau produk kita sudah standar ekspor, berarti di dalam negeri juga pasti bagus. Jadi pasar di dalam negeri harus dikuasai oleh produk kita sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, menurutnya JMFW 2026 bukan hanya ajang peragaan busana, melainkan bagian penting dari ekosistem industri fesyen nasional yang menghubungkan desainer, produsen, dan eksportir.
“Ketika tren yang ditampilkan di JMFW disukai konsumen, otomatis produksinya jalan. Semua ekosistem fesyen ikut bergerak,” katanya.
Sejumlah negara seperti Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, Sudan, Taiwan, Iran, dan Bahrain turut berpartisipasi dalam business matching tahun ini. Kemendag juga membuka kerja sama antara UMKM dan jaringan retail modern untuk memperluas akses produk modest fashion di pasar lokal.
“Kita tidak hanya business matching dengan buyer luar negeri, tapi juga dengan department store. Supaya UMKM kita bisa masuk ke retail modern, dan masyarakat tahu bahwa produk lokal tidak kalah dari luar negeri,” ungkapnya.
Untuk menjaga kualitas ekspor, Kemendag melakukan kurasi ketat terhadap peserta business matching serta menyediakan pendampingan desain gratis melalui program UMKM Bisa Ekspor, bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga.
“Kami ingin ekspor tidak hanya dinikmati perusahaan besar, tapi juga UMKM. Karena 99 persen dunia usaha kita adalah UMKM. Jadi harus mereka yang merasakan manfaat ekspor ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, JMFW 2026 yang mengusung tema “Essential Lab” diikuti oleh 242 partisipan, 151 brand dalam trade show, dan 130 brand yang tampil di arena fashion show. Acara berlangsung pada 6–9 November 2026 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta.



















