Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah Masuk Tahap Desain

Jakarta, FORTUNE - Proyek strategis pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kini memasuki fase penyusunan desain. Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan proyek ini digarap secara serius di bawah pantauan langsung Presiden Prabowo Subianto.
Langkah percepatan ini ditandai dengan rencana pertemuan untuk merancang desain perkampungan tersebut dalam waktu dekat.
“Insya Allah, pekan ini kami akan bertemu dengan sejumlah orang yang ditunjuk Presiden untuk menciptakan desain perkampungan haji di Makkah,” ujar Nasaruddin saat membuka "Workshop Penyelenggaraan Haji 1447 H/2026 M" di Jakarta, Rabu (6/8).
Nasaruddin menambahkan, pemerintah terus menjalin komunikasi intensif dengan mitra di Arab Saudi demi merealisasikan proyek yang diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi peningkatan kualitas layanan jemaah haji Indonesia.
Pengadaan lahan hak milik pertama
Kemajuan signifikan juga terjadi pada aspek pengadaan lahan. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan Indonesia untuk pertama kalinya berkesempatan memiliki lahan dengan status hak milik di Makkah.
Melalui Danantara Indonesia, pemerintah sedang mengkaji pembelian delapan bidang tanah yang telah disetujui oleh Kerajaan Arab Saudi.
“Dalam laporan kepada Bapak Presiden Prabowo, saya menyampaikan tindak lanjut inisiatif ini, yang telah memasuki tahap pengkajian untuk proses pembelian delapan plot lahan,” ujar Rosan melalui akun Instagram resminya, Kamis (7/8).
"Danantara akan memimpin realisasi historis ini secara profesional dan transparan, yang insya Allah akan membawa manfaat besar bagi umat, bangsa, serta hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi," kata Rosan.
Solusi bagi jemaah lansia
Gagasan pembangunan Kampung Haji Indonesia ini didasari oleh perhatian khusus terhadap kenyamanan jemaah, terutama lansia. Lokasinya yang direncanakan dekat dengan Masjidil Haram bertujuan mempermudah akses ibadah, mengurangi beban fisik, serta mempercepat respons logistik dan medis.
Nasaruddin menyoroti urgensi proyek ini mengingat kompleksitas layanan haji Indonesia sebagai negara dengan kuota jemaah terbesar di dunia.
“Tingkat kesulitan untuk melayani jemaah haji Indonesia itu sangat tinggi. Bayangkan saja, untuk menghubungi lebih dari 200.000 jemaah yang tersebar di 17.380 pulau, bukan hal mudah,” ujarnya.
Proyek ini juga mendapat dukungan dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud, yang memberikan lahan seluas 50 hektare untuk digunakan selama 100 tahun. Komisi Nasional Haji dan Umrah (Komnas Haji) mengusulkan agar sumber pendanaan proyek dapat berasal dari dana kelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan investasi swasta melalui Danantara.