BSI Gandeng 2 BPD Dukung Pembangunan Islamic Ecosystem
BSI fasilitasi transaksi SIMA dan layanan syariah 2 BPD.

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkolaborasi bersama dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk semakin intensif menggarap pembangunan Islamic Ecosystem.
Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adib mengatakan, kerjasama dengan dua BPD yaitu Bank Riau Kepri Syariah dan Bank Sulselbar menjadi salah satu bentuk strategi BSI dalam meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.
“Dengan semakin banyak BPD yang bergabung dalam ekosistem BSI artinya akan semakin menguatkan ekosistem ekonomi syariah dan akan semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan syariah,” kata Adib melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (5/12).
Fasilitasi transaksi SIMA dan layanan

Adib mengatakan, hal ini sebagai salah satu bentuk dukungan dan sinergi perbankan syariah terhadap Bank Pembangunan Daerah BUS/UUS, yang diwujudkan melalui pemberian fasilitas committed line oleh BSI kepada Bank Riau Kepri Syariah untuk pengembangan bisnisnya. Fasilitas committed line ini dapat ditarik sewaktu-waktu dan sesuai kebutuhan melalui transaksi Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Perbankan Syariah (SIMA)
Sedangkan untuk Bank Sulselbar, BSI bekerja sama dalam bidang layanan jasa dan produk perbankan berupa treasury, international, commercial/trade finance, remittance, custodian, joint financing/sindikasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut berhubungan dengan pengetahuan produk perbankan dan operasional yang berhubungan dengan perbankan Syariah.
"Kami akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dan untuk meningkatan inklusi dan market perbankan di Indonesia,” kata Adib.
Pembiayaan BSI tumbuh solid 22,35%

Sementara itu, BSI mencatatkan kinerja positif dan solid sepanjang tahun 2022. Ini tercermin pada torehan kinerja pada kuartal III/2022, BSI mencetak pembiayaan senilai Rp199,82 triliun tumbuh 22,35 persen (yoy). Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 37,32 persen, pembiayaan kartu tumbuh 35,81 persen dan pembiayaan gadai tumbuh 30,15 persen. Raihan ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan sehat yang tercermin oleh NPF Nett sebesar 0,59 persen.
Selain itu, capaian ini juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan yang berdampak pada kualitas asset yang tumbuh sebesar 11,53 persen secara yoy menjadi Rp 280 triliun, Return of Equity (ROE) sebesar 17,44 persen. Serta didukung oleh membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,02 persen serta effisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56 persen.