SHARIA

Momentum Pemulihan Ekonomi Dorong Kinerja Perbankan Syariah di 2022

Pertumbuhan pembiayaan bank syariah diperkirakan sentuh 7%.

Momentum Pemulihan Ekonomi Dorong Kinerja Perbankan Syariah di 2022Shutterstock/AlterStock.id

by Suheriadi

03 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimis ekonomi Indonesia akan berangsur pulih pada tahun 2022 dan mendorong pembiayaan khususnya bagi perbankan syariah.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berkisar pada level 5,15 persen. “Tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,6 persen hingga 5,15 persen, termasuk dari internal kita,” kata Hery Gunardi saat paparan kinerja BSI secara virtual di Jakarta, Rabu (2/2).

Pertumbuhan bisnis bank syariah melampaui perbankan nasional

Hery yang juga menjabat sebagai  Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menjelaskan bahwa akselerasi bisnis bank syariah di 2021 masih sangat positif. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan aset perbankan syariah hingga Oktober 2021 yang mampu tumbuh sebesar 11,05 persen sedangkan secara industri hanya tumbuh 8,27 persen.

“Perbankan syariah dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan nasional,” kata Hery.

Sementara itu, pertumbuhan juga terjadi dari sisi pendanaan bank syariah yang tumbuh 7,86 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit perbankan nasional yang hanya tumbuh 3,27 persen.

Pertumbuhan pembiayaan bank syariah diperkirakan sentuh 7% di 2022

Hery menilai, pembiayaan bank syariah masih akan positif di tengah pandemi yang belum selesai. Dirinya bahkan memperkirakan pertumbuhan pembiayaan bank syariah bisa menyentuh 7 persen secara year on year (yoy).

Tak hanya itu, Hery memperkirakan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah bakal meningkat lebih dari 8 persen di tahun ini. Oleh karena itu, pihaknya di BSI terus mengambil peran pertumbuhan tersebut. “Kita melihat sektor infrastruktur itu masih ada peluang untuk kita. Kedua adalah sektor energi dan nonenergy serta kesehatan,” kata Hery.