Spin Off dari BTN, Bank Syariah Nasional Kini Resmi Beroperasi

- Bank Syariah Nasional resmi beroperasi pada 22 Desember 2025 setelah spin-off dari BTN.
- BSN menjadi bank umum syariah terbesar kedua di Indonesia dengan aset Rp71,3 triliun.
- BSN fokus mengembangkan layanan digital dan produk syariah di luar pembiayaan perumahan.
Jakarta, FORTUNE — Bank Syariah Nasional resmi beroperasi setelah PT Bank Syariah Nasional (BSN) memisahkan diri atau spin-off dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Operasional penuh BSN dimulai pada 22 Desember 2025, menandai transformasi Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi bank umum syariah mandiri. Peresmian ini menempatkan BSN sebagai bank umum syariah terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.
Bank tersebut mulai mengoperasikan seluruh jaringan kantor secara nasional setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN pada November 2025 dan menyelesaikan proses penggabungan dengan Bank Victoria Syariah.
Spin-off BTN dan status bank syariah mandiri
Direktur Utama BSN Alex Sofjan Noor menyatakan bahwa beroperasinya BSN secara nasional menjadi titik awal perjalanan baru perusahaan.
Momentum ini digunakan untuk mengimplementasikan strategi bisnis yang lebih ekspansif dan adaptif di tengah pertumbuhan industri keuangan syariah.
“Dengan kekuatan fundamental yang dimiliki BSN serta peluang yang masih terbuka luas di ekosistem perbankan syariah, perseroan dapat meningkatkan kinerja sekaligus memantapkan posisi sebagai katalisator,” ujar Alex dalam keterangannya, Senin (22/12).
Spin-off tersebut mengakhiri status BSN sebagai Unit Usaha Syariah BTN. Proses pemisahan dilakukan sesuai ketentuan regulator dan telah melewati tahapan konsolidasi struktur permodalan serta sistem operasional.
Setelah penggabungan UUS BTN dengan Bank Victoria Syariah, BSN mencatat total aset sebesar Rp71,3 triliun per November 2025.
Apa dampak spin-off BTN bagi nasabah?
Manajemen BSN memastikan bahwa proses transisi dari UUS BTN menjadi bank umum syariah tidak berdampak terhadap nasabah. Seluruh layanan dan produk tetap dapat digunakan tanpa perubahan administrasi.
“Keamanan dan kenyamanan nasabah adalah prioritas utama BSN,” ujar Alex.
Ia menjelaskan, peralihan dilakukan secara terstruktur dan bertahap, termasuk migrasi sistem dan penguatan tata kelola, sehingga operasional layanan tetap berjalan normal sejak hari pertama BSN beroperasi secara nasional.
Peluang pasar dan fokus pengembangan produk
BSN menilai ruang pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia masih terbuka lebar, terutama di luar segmen pembiayaan perumahan yang selama ini menjadi fokus UUS BTN.
Sejumlah produk seperti tabungan emas, tabungan haji dan umrah, serta gadai emas menjadi target pengembangan.
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia yang mencapai 242,7 juta jiwa. Namun, Indeks Inklusi Keuangan Syariah baru berada di level 12,88 persen, sementara Indeks Literasi Keuangan Syariah telah mencapai 39,11 persen pada 2024.
Data tersebut menunjukkan kesenjangan antara pemahaman masyarakat dan akses terhadap layanan keuangan syariah.
Menurut manajemen, tantangan utama industri saat ini adalah memperluas akses produk dan layanan syariah agar dapat menjangkau segmen masyarakat yang lebih luas.
Penguatan digital dan jaringan fisik BSN
Untuk menjawab tantangan tersebut, BSN memfokuskan pengembangan layanan berbasis digital. Strategi ini diarahkan agar produk dan layanan syariah lebih mudah diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah.
Di sisi jaringan fisik, BSN mengoptimalkan 35 Kantor Cabang Syariah, 76 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dan 589 Kantor Layanan Syariah. Jaringan tersebut menjadi basis penetrasi pasar di wilayah operasional perseroan.
“Kami menggabungkan pendekatan digital dan layanan langsung agar produk BSN dapat diakses oleh individu maupun pelaku usaha,” ujar Alex.
Kinerja keuangan BSN sebelum dan setelah spin-off
Kinerja keuangan BSN sebelum spin-off menunjukkan pertumbuhan signifikan. Berdasarkan laporan keuangan per September 2025 saat masih berstatus UUS BTN, penyaluran pembiayaan tumbuh 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp51,1 triliun, dari Rp42,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penghimpunan dana pihak ketiga meningkat 19,3 persen yoy dari Rp47,7 triliun menjadi Rp56,9 triliun. Pertumbuhan tersebut mendorong kenaikan aset syariah BTN menjadi Rp68,4 triliun per 30 September 2025, atau tumbuh 18,4 persen yoy.
Penguatan struktur melalui penggabungan dengan Bank Victoria Syariah memperbesar skala bisnis BSN dan memperkuat posisinya sebagai bank syariah terbesar kedua di Indonesia.
Dengan Bank Syariah Nasional resmi beroperasi, BSN memasuki fase baru sebagai entitas perbankan syariah mandiri. Penguatan struktur, jaringan, serta strategi digital menjadi fondasi operasional perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha di industri perbankan syariah nasional.
FAQ seputar Bank Syariah Nasional
| Kapan Bank Syariah Nasional mulai beroperasi? | BSN resmi beroperasi secara nasional pada 22 Desember 2025. |
| Apakah spin-off BSN berdampak pada nasabah BTN Syariah? | Tidak, nasabah tetap dapat menggunakan layanan tanpa perubahan administrasi. |
| Berapa total aset Bank Syariah Nasional saat ini? | Total aset BSN mencapai Rp71,3 triliun per November 2025. |

















