Tekan Beban, Laba BTPN Syariah Naik 18% jadi Rp10,3 Triliun

- Laba bersih BTPN Syariah naik 18% menjadi Rp10,3 triliun
- Pembiayaan kepada masyarakat inklusi mencapai Rp10,3 triliun hingga kuartal I-2025
- BTPN Syariah berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga sebesar Rp11,64 triliun pada kuartal I-2025
Jakarta, FORTUNE - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) mampu membukukan laba bersih senilai Rp10,3 triliun atau meningkat 18 persen (yoy). Bila melansir laporan keuangan, kondisi itu terjadi lantaran perseroan berhasil menekan pos kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hingga 43 persen.
"Bank terus berupaya menjaga kualitas pembiayaan dengan mendorong kedisiplinan dan kekompakan nasabah, serta diikuti dengan program pendampingan, mampu membuat kinerja tumbuh pada awal tahun ini,” kata Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Seni (28/4).
Pembiayaan BTPN Syariah sentuh Rp10,3 triliun

Seperti diketahui, bank syariah ini memiliki produk unggulan pembiayaan kepada masyarakat inklusi dengan nilai total pembiayaan sebesar Rp10,3 triliun hingga kuartal I-2025. Pembiayaan itu naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang hanya Rp10,17 triliun.
Untuk itu, BTPN Syariah menerapkan empat perilaku unggul yakni, Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) yang menjadi kunci bagi masyarakat inklusi untuk bertahan dalam berbagai situasi.
Fachmy menilai, kedisiplinan dan kekompakan nasabah menjadi poin penting bagi Bank dalam menjaga kualitas pembiayaan. Dengan memberikan berbagai program insentif bagi sentra yang disiplin dan kompak diharapkan mampu memotivasi nasabah.
Di sisi lain, bank dengan kode saham BTPS ini juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp11,64 triliun pada kuartal I-2025. Himpunan ini turun tipis dari setahun sebelumnya sebesar Rp11,72 triliun.
Ia menyebut, pendampingan nasabah yang terarah dan terukur menjadi nilai lebih BTPNS selama ini. Bank membuat program pendampingan yang semakin inovatif, menyesuaikan kebutuhan dengan karakter masyarakat inklusi sehingga usaha mereka dapat tumbuh terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang.