TECH

Efisiensi Berlanjut, Jajaran Direksi Induk Shopee Tidak Digaji

Sea telah menutup operasional Shopee di sejumlah negara.

Efisiensi Berlanjut, Jajaran Direksi Induk Shopee Tidak DigajiSea Limited. Shutterstock/Wirestock Creators
19 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sea Limited dikabarkan melanjutkan upaya efisiensi bisnis demi mengantisipasi ancaman gejolak ekonomi. Terkini, jajaran direksi perusahaan induk dari Shopee dan Garena ini terpaksa takkan digaji.

The Straits Times melaporkan, Senin (19/9), level atas manajemen Sea Limited mengaku takkan mengambil gajinya, dan memutuskan untuk memperketat kebijakan keuangan perusahaan.

Perusahaan itu bakal membatasi perjalanan bisnis dengan hanya menggunakan penerbangan kelas ekonomi. Biaya makan selama perjalanan pun dibatasi hanya US$30 per hari. Lalu, tarif menginap di hotel turut disesuaikan menjadi hanya US$150 per malam. Itu belum termasuk pemotongan penggantian tagihan makan dan hiburan.

"Satu-satunya cara bagi kita untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, yakni dengan menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kita sendiri," kata CEO Sea Limited, Forrest Li, dalam memo internal kepada karyawan.

Langkah itu diambil setelah perusahaan menutup beberapa operasinya di pasar. Kebijakan tersebut berimbas terhadap penyesuaian jumlah staf.

"Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang berlalu dengan cepat: Kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan hingga jangka menengah," ujar Li.

Gejolak ekonomi

Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin
Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin

Dalam surat kepada karyawannya, Forrest menyampaikan tentang upaya perusahaan pada masa kenaikan suku bunga, lonjakan inflasi, dan pasar yang bergejolak.

Kenaikan suku bunga, misalnya, mendorong konsumen untuk menyesuaikan belanjanya. Di sisi lain, investor disinyalir tidak berminat untuk memberikan dana kepada perusahaan tanpa mendapat keuntungan.

"Dengan investor melarikan diri untuk investasi safe haven, kami tidak mengantisipasi untuk dapat mengumpulkan dana di pasar," kata Li. Menurutnya, perusahaan berambisi untuk mencapai arus kas positif dalam 12 hingga 18 bulan mendatang.

Sea Limited pekan lalu dikabarkan akan menutup operasional Shopee di Argentina. Tidak hanya itu, perusahaan yang berbasis di Singapura ini menyetop pula operasional Shopee di Chili, Kolombia, dan Meksiko. Menurut sumber Bloomberg, keputusan tersebut bakal berdampak terhadap ratusan pekerja.

Saat dikonfirmasi soal kabar tersebut, CEO Shopee, Chris Feng, menyatakan penarikan operasional di sejumlah negara terjadi karena ketidakpastian makro yang meningkat.

"Ini berarti memfokuskan sumber daya kami pada operasi inti kami," katanya dalam email internal.

Sebelumnya, Sea telah menarik operasional Shopee dari sejumlah negara, seperti Prancis, Spanyol, dan India beberapa bulan setelah Sea resmi beroperasi di sana. 

Perusahaan dilaporkan telah kehilangan sekitar US$170 miliar sejak meraih nilai pasar tertingginya pada Oktober 2021. Situasi ini terjadi di tengah keraguan yang menyelimuti perusahaan tersebut soal prospek untuk meraih laba, serta sentimen negatif saham teknologi.

Related Topics