Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengertian Network Latency, Faktor Penentu dan Cara Mengukurnya

Ilustrasi internet. (Shutterstock/Vizilla)
Ilustrasi internet. (Shutterstock/Vizilla)

Jakarta, FORTUNE – Pada era digitalisasi yang mengandalkan jaringan internet bagi semua aktivitas, kecepatan menjadi faktor penting. Salah satu yang menjadi indikator kecepatan  internet tersebut adalah latensi jaringan atau network latency. Apakah itu? 

Mengutip hostinger.co.id, Network Latency adalah waktu yang diperlukan data untuk mengirimkan seluruh jaringan. Latensi dikatakan rendah bila hanya ada sedikit penundaan pada proses transfer data, sehingga prosesnya berjalan lebih cepat. Sementara, latensi tinggi apabila terjadi penundaan lebih lama.

Network latency akan menjadi masalah serius dan bisa menghambat sebuah pekerjaan atau proyek. Proses pengiriman data atau berita misalnya, bisa jadi terhambat dan menghambat proses lain hanya karena latensi yang tinggi pada jaringan internet.

Faktor penentu

Ilustrasi internet lambat. Shutterstock/Tero Vesalainen
Ilustrasi internet lambat. Shutterstock/Tero Vesalainen

Baik latensi tinggi maupun rendah bisa terjadi karena disebabkan sejumlah faktor, seperti berikut ini:

  1. Jarak
    Kecepatan koneksi bergantung pada jarak antara perangkat yang mengajukan permintaan dengan server web hosting yang memberikan respons. Semakin jauh jaraknya, semakin lama pula latensinya. Sebagai contoh, web hosting dari Singapura akan lebih cepat merespon user dari Indonesia ketimbang user Arab Saudi, hal ini disebabkan Singapuran lebih dekat dari Indonesia.
  2. Ukuran halaman web
    Hal ini berkenaan dengan ukuran file yang ada di halaman, termasuk gambar, bideo, skrip, konten, teks, dan lainnya. Konten yang bersolusi tinggi atau berukuran besar sudah pasti perlu waktu loading yang lebih lama dan menyebabkan latensi tinggi.
  3. Perangkat yang digunakan
    Hal ini mencakup hardware dan software yang digunakan saat mentransfer data dari salah satu titik ke titik lainnya. Hal ini bisa berpengaruh ke latensi yang terjadi. Beberapa contoh perangkat keras yang bisa berpengaruh pada tinggi rendahnya latensi jaringan, antara lain kabel fiber optic, router, sampai access point wifi. Sementara, perangkat lunaknya bisa berupa firewall atau IPS (Intrusion Prevention Systems).

Menguji dan mengukur

ilustrasi mengakses website di internet (unsplash.com/Kenny Eliason)
ilustrasi mengakses website di internet (unsplash.com/Kenny Eliason)

Untuk mengetahui latensi jaringan, Anda bisa menguji dan mengukurnya. Ada sejumlah cara untuk mengecek latensi jaringan dalam berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, atau MacOS, yaitu: 

  1. Ping
    Packet Inter-Network Groper (Ping) adalah perintah untuk memverifikasi validitas alamat IP tertentu beserta kapasitasnya untuk menangani permintaan. Dalam cara ping IP, perangkat akan mengirimkan paket data permintaan ICMP (Internet Control Message Protocol) ke host target melalui jaringan IP untuk kemudian menunggu balasan echo. Makin rendah ping rate, maka makin rendah pula latensinya.
  2. Traceroute
    Menggunakan command tracert (traceroute), administrator jaringan bisa mengirim paket data melalui jaringan dan memantau jalur yang diambilnya. Command ini juga menunjukkan jumlah lompatan yang diambil untuk mencapai host dan durasi antar lompatan. Bahkan, traceroute juga bisa mengecek beberapa jalur sekaligus.
  3. My Traceroute (MTR)
    MTR adalah cara uji latensi dengan menggabungkan ping dan traceroute. Metode ini merupakan yang paling mendetail. MTR memberi tahu informasi real-time tentang lompatan, latensi, dan packet loss di sepanjang jalur jaringan.

Jaringan optimal memiliki rerata ping rate 50-100 milidetik. Kurang dari 50 itu baik dan lebih dari 100 biasanya memiliki latensi tinggi atau jaringan lambat. Sementara itu, untuk mengukur latensi jaringan, bisa dilakukan dengan dua cara :

  1. Round Trip Time (RTT): mengacu pada waktu yang dibutuhkan paket data untuk melakukan perjalanan dari klien ke server dan sebaliknya.
  2. Time to First Byte (TTFB): adalah lamanya waktu yang diperlukan server untuk mendapatkan byte data pertama setelah klien mengirim permintaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu Satito
Ekarina .
3+
Bayu Satito
EditorBayu Satito
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us