Sahamnya Diakusisi Meta, Scale AI Tak Lagi Kerja Sama dengan Google

- Meta akan akuisisi 49 persen saham Scale AI senilai US$14,3 miliar
- Google dan Microsoft rencananya akan memutus kerja sama dengan Scale AI
- CEO Meta, Mark Zuckerberg, ingin merekrut Alexandr Wang untuk memimpin unit superintelligence barunya
Jakarta, FORTUNE - Raksasa teknologi, Meta, sepakat mengakuisisi 49 persen saham perusahaan data kecerdasan buatan (AI) Scale AI. Namun, kesepakatan ini memicu reaksi keras dari pelanggan terbesar Scale AI, Google, yang kini berencana memutus kerja sama.
Langkah ini berpotensi diikuti oleh Microsoft, yang juga dikabarkan akan mengambil langkah serupa, menurut laporan dari Reuters dan TechCrunch, Senin (16/6).
Sebelumnya, Google berencana menyuntikkan dana hingga US$200 juta tahun ini kepada Scale AI untuk layanan data pelatihan AI, termasuk pengembangan model Gemini. Kini, Google dilaporkan sedang dalam perundingan dengan sejumlah pesaing Scale AI.
Akar masalahnya adalah kekhawatiran para pesaing Meta. Menurut sumber Reuters, perusahaan seperti Google dan Microsoft khawatir melanjutkan kerja sama dengan Scale AI dapat membocorkan prioritas dan peta jalan riset AI mereka kepada Meta, yang merupakan rival utama.
Meta mengakuisisi 49 persen saham Scale AI dengan nilai mencapai US$14,3 miliar, yang membuat valuasi Scale AI meroket menjadi US$29 miliar. Investasi ini menjadi yang terbesar kedua bagi Meta setelah akuisisi WhatsApp senilai US$19 miliar.
Sebagai bagian dari kesepakatan, CEO Scale AI, Alexandr Wang, akan pindah ke Meta untuk memimpin unit baru yang berfokus pada pengembangan superintelligence.
“Kami akan memperdalam pekerjaan yang kami lakukan bersama dalam menghasilkan data untuk model AI dan Alexandr Wang akan bergabung dengan Meta untuk mengerjakan upaya superintelligence kami,” kata Meta dalam pernyataannya.
Posisi CEO Scale AI akan diisi oleh direktur strateginya, Jason Droege. Meski demikian, Wang akan tetap berada pada jajaran direksi Scale AI.
Kehilangan pelanggan utama seperti Google menjadi risiko bisnis signifikan bagi Scale AI, mengingat bisnisnya terpusat pada beberapa klien besar. Pada 2024, Scale AI berhasil meraup pendapatan US$870 juta, dengan kontribusi US$150 juta dari Google pada tahun sebelumnya.
Menanggapi situasi ini, juru bicara Scale AI menyatakan bisnis perusahaan tetap kuat. Mereka pun berkomitmen penuh melindungi data pelanggan, yang mencakup kerja sama dengan berbagai perusahaan besar dan pemerintah.
Didirikan pada 2016, Scale AI merupakan pemain kunci dalam ekosistem AI. Perusahaan ini menyediakan data berlabel dalam jumlah masif yang krusial demi melatih model AI generatif seperti ChatGPT milik OpenAI. Untuk operasionalisasinya, Scale AI memanfaatkan platform anak perusahaan seperti Remotasks dan Outlier untuk mengelola pekerja lepas di seluruh dunia.
Perekrutan Alexandr Wang dinilai sebagai salah satu motif utama di balik investasi besar Meta. Wang, yang menjadi miliarder pada usia 20-an, dianggap sebagai salah satu talenta bisnis paling menjanjikan di Silicon Valley.
Dengan merekrutnya, CEO Meta, Mark Zuckerberg, dinilai bertaruh pada seorang pemimpin bisnis mahir, mirip dengan gaya kepemimpinan CEO OpenAI, Sam Altman, untuk mengakselerasi pengembangan AI di Meta.