BUSINESS

Strategi PLN Menanggapi Peningkatan Konsumsi Listrik

Perekonomian berangsur pulih, kebutuhan listrik meningkat.

Strategi PLN Menanggapi Peningkatan Konsumsi ListrikSalah satu pembangkit listrik di Maumere, NTT. (ShutterStock_gungpri)

by Bayu Pratomo Herjuno Satito

23 September 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Seiring pulihnya aktivitas masyarakat selama penurunan kasus penularan virus corona, konsumsi listrik pun meningkat. Kondisi perekonomian nasional yang tumbuh positif hingga 7 persen pada semester 1-2021 menandai peningkatan kebutuhan listrik di tengah masyarakat.

PT PLN (Persero) melihatnya sebagai peluang untuk memaksimalkan layanan sekaligus mengembangkan bisnis. Beberapa strategi disiapkan demi menanggapi kenaikan kebutuhan listrik di masa mendatang.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, optimistis pemulihan ekonomi yang mulai terasa bisa mendorong perbaikan konsumsi listrik. "Dengan adanya program hidup bersama pandemi dan ekonomi mulai bergeliat, kami berharap konsumsi listrik juga mulai membaik. Kami terus mengawal dan mendampingi PLN untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan," ujarnya.

4 strategi yang dilakukan PLN

Strategi pertama PLN adalah memastikan pelanggan mendapatkan pasokan listrik berapa pun daya yang mereka butuhkan. Besarnya daya listrik yang mampu dihasilkan PLN saat ini 57 GW. Jumlah ini akan bertambah seiring penyelesaian proyek-proyek pembangkit 35 GW.

"Dengan pasokan daya yang dimiliki saat ini, PLN memastikan kebutuhan listrik untuk masyarakat lebih dari cukup. Pasokan yang andal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, dalam sebuah pernyataan resmi.

Dari sisi penyambungan baru, Bob memastikan proses sambung baru dan tambah daya bisa lebih cepat. "Dengan PLN Mobile, layanan PLN semakin mudah dan cepat didapatkan oleh pelanggan," ucapnya.

Ketiga, selain menyasar industri dan rumah tangga, PLN juga sedang menangkap sektor pertanian, budidaya ikan, maupun perkebunan. Selama ini, sektor ini masih kerap menggunakan BBM sebagai bahan bakar peralatan produksinya.

"Dari segi biaya dan efisiensi, kita pastikan lebih andal dengan memakai listrik. Sehingga masyarakat bisa meningkatkan produktivitasnya," kata Bob.

Strategi terakhir adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi listrik. PLN pun terus memberikan kemudahan dan stimulus listrik bagi pelanggan, mulai dari diskon tambah daya hingga diskon pemakaian listrik saat malam hari bagi Industri.

Rencana kendaraan listrik dan investasi bisnisnya

Bob mengungkapkan bahwa PLN juga menyambut baik dijalankannya aturan baru terkait tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan listrik, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74/2021. Peraturan ini akan berlaku per 16 Oktober 2021. Melalui peraturan ini, harga jual kendaraan listrik di Indonesia akan turun dan diharapkan dapat meningkatkan penggunaan serta investasi kendaraan listrik di Indonesia.

"Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi listrik lebih baik lagi, khususnya di tengah kondisi cadangan daya listrik PLN yang cukup banyak," ujar Bob.

Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di masyarat, Bob menyampaikan, PLN siap menyediakan listrik untuk pemilik kendaraan listrik dan memberikan insentif kepada pengguna kendaraan listrik biaya penyambungan guna tambah daya listrik di rumah. Selain itu, PLN juga memberi diskon tarif listrik mulai pukul 22.00-05.00, khusus untuk pengisian daya kendaraan listrik di rumah.

PLN juga telah menyediakan 42 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun ini, PLN berencana menambah 168 unit SPKLU baru. Dari jumlah ini, sebanyak 67 unit SPKLU bakal dibangun oleh PLN sendiri, sementara 101 unit SPKLU lainnya diharapkan dibangun oleh swasta.