BUSINESS

Riset LinkedIn Ungkap 5 Skill yang Diperlukan di Era AI

Kemampuan belajar dan softskill paling utama.

Riset LinkedIn Ungkap 5 Skill yang Diperlukan di Era AILogo LinkedIn. (Pixabay/chan mina)
28 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Keterampilan yang dibutuhkan pada suatu pekerjaan berubah sebesar 68 persen pada tahun 2030 akibat dampak disrupsi AI, di mana 97 persen perusahaan di Indonesia berencana meningkatkan Skill para karyawannya tahun ini. Saat ini, terdapat lima skill yang dianggap penting di tengah era kecerdasan buatan, meliputi problem solving (37 persen), AI (35 persen), IT & web (28 persen), critical thinking (27 persen), dan skill komunikasi (25 persen).

Rohit Kalsy, Country Lead Indonesia di LinkedIn, mengatakan dalam setahun terakhir, narasi didominasi oleh kemajuan teknologi, terutama integrasi AI ke dalam alur kerja bisnis. Sekarang, kita sedang menyaksikan pergeseran skill yang nyata, baik skill teknis maupun soft skill, untuk berhasil di tengah disrupsi AI ini.

"Sejalan dengan kesadaran tersebut, kami melihat jumlah pengguna yang berinteraksi dengan konten AI di LinkedIn Learning Hub meningkat 5 kali year-on-year secara global. Perusahaan dan profesional harus mengadopsi keadaan pembelajaran yang lebih sustainable," ujarnya.

Lebih jauh lagi, penelitian LinkedIn menguraikan perubahan keterampilan hingga preferensi Pegawai yang diinginkan perusahaan. Penelitian terbaru LinkedIn dilakukan oleh Censuswide, dengan sampel sebanyak 4.323 Manajer Perekrutan (manajemen menengah ke atas) berusia 18-77 di Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, India, Australia, Singapura, Jepang, Indonesia, Cina, Belanda, Swedia, Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), dan Brasil. Data dikumpulkan antara tanggal 15 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024. [Censuswide tunduk pada dan mempekerjakan anggota Masyarakat Riset Pasar dan mengikuti kode etik MRS yang didasarkan pada prinsip-prinsip ESOMAR.]

Soft skills berpadu kemampuan untuk belajar menjadi semakin penting

Ada 97 persen perusahaan di Indonesia mengamati perubahan substansial dalam keterampilan dan kualifikasi yang mereka prioritaskan pada calon pekerja. Para karyawan pun diharapkan tidak hanya memiliki skill AI, tetapi juga soft skill dan keinginan belajar hal baru.

Menurut Workplace Learning Report terbaru dari LinkedIn, sebanyak 95 persen profesional Learning & Development (L&D) di Asia Tenggara percaya bahwa keterampilan manusia semakin menjadi kompetitif dalam ekonomi kita.

Secara khusus, 'komunikasi' telah menjadi keterampilan yang paling dicari di daftar LinkedIn untuk tahun 2024 di semua negara di Asia Pasifik, meliputi Indonesia, Australia, Ciina, India, Jepang, Filipina, dan Singapura.

Selain itu, 43 persen manajer perekrutan di Indonesia menganggap potensi pertumbuhan individu dan kemampuan untuk belajar menjadi faktor paling penting ketika mengevaluasi kandidat internal maupun eksternal.

Membangun budaya pembelajaran yang sustainable untuk tetap relevan

Sebanyak 97 persen perusahaan di Indonesia juga akan mempersiapkan karyawan mereka untuk mampu berkompetisi di masa depan dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keamanan kerja.

Bahkan, hampir 6 dari 10 (57 persen) profesional HR di Indonesia akan menyediakan program pelatihan dan pengembangan online, serta memberikan kesempatan untuk eksperimen langsung menggunakan tools generative AI. Angka ini juga merupakan yang tertinggi di antara negara Asia Pasifik lainnya.

Related Topics