BUSINESS

Garuda Jajaki Kemitraan dengan Emirates, Etihad, dan Qatar Airways

Kas Garuda Indonesia tebal berkat pulihnya penerbangan.

Garuda Jajaki Kemitraan dengan Emirates, Etihad, dan Qatar AirwaysJenis pesawat Bombardier CRJ-1000 yang digunakan Garuda Indonesia. (Bombardier.com)
16 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) tengah menjajaki kemitraan strategis dengan tiga maskapai berbeda di Timur Tengah, yakni Emirates, Etihad Airways, dan Qatar Airways.

Mengutip Bloomberg, proses tersebut masih dalam tahap pembicaraan awal untuk mendapatkan mitra yang dapat menawarkan keahlian dan konektivitas.

Saat ini, menurut Kartika, kas Garuda masih tebal berkat pulihnya perjalanan udara. Bahkan, maskapai nasional (flag carrier) itu belum menggunakan sebagian besar penyertaan modal negara (PMN) yang totalnya mencapai Rp7,5 triliun.

Meski demikian, perseroan harus mencapai arus kas bebas (free cash flow/FCF) sebesar US$150 juta pada tahun ini.

“Awalnya kami mengira Garuda perlu segera menambah ekuitas,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg, dikutip Kamis (16/2). “Kami tidak memiliki tekanan untuk melakukan rights issue demi mendapatkan lebih banyak uang, tetapi lebih untuk kolaborasi strategis.”

Isu kemitraan strategis Garuda dengan maskapai asal Timur Tengah turut mewarnai pergerakan saham Garuda Indonesia hari ini. Hingga akhir sesi I perdagangan, saham maskapai melonjak 9,3 persen menjadi Rp106 pada pukul 11:30 WIB—kenaikan tertajam dalam dua tahun terakhir.

Kesepakatan antara Garuda dan maskapai penerbangan Timur Tengah rencananya difokuskan untuk mendukung penerbangan haji—salah satu lini operasi maskapai yang paling menguntungkan.

Garuda perlu mencari mitra asing untuk membantu menghidupkan kembali jangkauan internasionalnya, terutama ke pasar seperti Eropa.

Untuk sementara, maskapai ini lebih berkonsentrasi pada perjalanan domestik.

Kementerian BUMN Targetkan Kemitraan Rampung pada Maret 2023

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan Garuda Indonesia sedang dalam pembicaraan dengan calon investor untuk mengumpulkan US$300 juta hingga US$400 juta melalui private placement.

PMN yang telah digelontorkan pemerintah telah mendorong terjadinya perubahan komposisi pemegang saham maskapai berkode GIAA tersebut.

Dalam hal ini, kepemilikan saham pihak swasta tergerus karena tidak ikut melakukan penambahan modal. Salah satunya adalah saham Chairul Tanjung (CT) melalui PT Trans Airways dari yang sebelumnya 7,31 miliar lembar atau setara 28,27 persen menjadi 24,27 persen.

Kementerian BUMN sendiri menargetkan dapat mengumumkan kepastian penanaman modal asing di Garuda Indonesia pada Maret tahun ini.

Meski demikian, kementerian tersebut menegaskan takkan membatasi investor mana pun yang mau masuk ke Garuda Indonesia untuk mendorong restrukturisasi perseroan usai lolos dari jerat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

"Pokoknya semua kita buka. Mau lokal kita buka. Kalau ada nasional mau masuk silahkan. Mau internasional dia bisa mengembangkan Garuda lebih punya jaringan lebih baik lagi," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.

Related Topics