Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
OpenAI (commons.wikimedia.org/Jernej Furman)
OpenAI (commons.wikimedia.org/Jernej Furman)

Intinya sih...

  • OpenAI membatalkan rencana menjadi perusahaan profit dan tetap sebagai perusahaan non-profit setelah kritik keras dari investor dan Elon Musk.

  • Keputusan tersebut diambil setelah dialog konstruktif dengan otoritas hukum.

  • Perusahaan masih diawasi oleh induk perusahaan nirlaba dan berisiko kehilangan modal jika tidak mencapai laba akhir tahun ini atau tahun depan.

Jakarta, FORTUNE - Sempat memicu perdebatan, OpenAI dilaporkan membatalkan rencananya untuk beralih sepenuhnya menjadi perusahaan pencari laba (for-profit). Raksasa riset kecerdasan buatan ini memutuskan tetap berada di bawah kendali entitas nirlabanya, sebuah langkah yang membalik potensi perubahan status dan sebelumnya menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk tokoh teknologi Elon Musk.

Keputusan ini diumumkan langsung oleh CEO OpenAI, Sam Altman. Ia memastikan struktur tata kelola organisasi tidak berubah dari kondisi saat ini.

"OpenAI didirikan sebagai lembaga nirlaba, dan saat ini diawasi dan dikendalikan oleh lembaga nirlaba tersebut. Ke depannya, lembaga ini akan terus diawasi dan dikendalikan oleh lembaga nirlaba tersebut,” kata Sam dalam posting blog yang dikutip Selasa (6/5).

Sebelumnya, perusahaan pengembang chatbot populer ChatGPT ini menghadapi kritik keras dari kalangan investor hingga Elon. Kritikus menuding OpenAI menyimpang dari misi pendiriannya untuk mengembangkan kecerdasan buatan demi kepentingan umat manusia, seiring sinyal niat beralih ke struktur for-profit murni.

OpenAI menyatakan mengambil keputusan strategis ini setelah mendengarkan masukan dari para pemimpin sipil dan terlibat dalam dialog konstruktif dengan kantor Jaksa Agung Delaware serta Jaksa Agung California.

Perusahaan itu sendiri didirikan sebagai lembaga nirlaba pada 2015. Namun, pada 2019, untuk memfasilitasi penggalangan modal yang sangat besar, perusahaan ini membentuk anak perusahaan "laba terbatas" (capped profit). Struktur inilah yang membuat OpenAI mampu menarik investasi besar sambil tetap mempertahankan kontrol induk perusahaan nirlaba atas misi dan tata kelolanya. Rencana yang dibatalkan adalah transisi menuju entitas for-profit murni yang terpisah atau mengurangi dominasi kontrol nirlaba.

Di bawah kepemimpinan Sam, OpenAI telah sukses mengomersialkan teknologinya, termasuk peluncuran ChatGPT yang mendunia sejak 2022. Perusahaan ini memang menghadapi rintangan signifikan dalam tujuannya merestrukturisasi statusnya.

Dalam konteks pencarian modal, grup investor yang dipimpin Elon sempat menawarkan pembelian OpenAI senilai US$97,4 miliar pada Februari lalu, tapi tawaran tersebut ditolak oleh Sam.

Dalam surat kepada staf yang juga dipublikasikan pada blog OpenAI, Senin kemarin, Sam mengungkapkan pandangannya bahwa OpenAI pada akhirnya akan membutuhkan “triliunan dolar” untuk mewujudkan misinya membuat layanannya tersedia luas bagi seluruh umat manusia.

Kebutuhan modal masif inilah yang sering disebut menjadi alasan di balik pertimbangan perubahan struktur legal.

Editorial Team