Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Capex Pertamina Naik Jadi US$6,57 Miliar, Setoran ke Negara Tembus Rp401,8 Triliun

WhatsApp Image 2025-06-13 at 18.12.42.jpeg
Jajaran direksi PT Pertamina (Persero) melaporkan kinerja perseroan da acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • Pertamina menghabiskan US$6,57 miliar untuk belanja modal 2024, naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya.
  • 65 persen dari total investasi dialokasikan ke sektor hulu demi meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.
  • Komitmen terhadap pengembangan energi hijau tetap ada, meski alokasinya hanya sekitar 10–15 persen dari total capex tahunan.

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) menunjukkan kinerja solid sepanjang 2024 dengan merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$6,57 miliar, atau naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya. Kinerja positif ini juga tecermin pada kontribusi perusahaan kepada negara yang meningkat signifikan hingga Rp401,8 triliun, seiring laba bersih perusahaan yang mencapai US$3,13 miliar (sekitar Rp49,54 triliun).

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan peningkatan investasi ini membuktikan komitmen perusahaan untuk terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi dan industri energi global.

"Realisasi capex kita di 2024 justru malah terjadi peningkatan. Di tengah situasi sulit, kita tetap melakukan komitmen. Disbursement capex itu meningkat 4,3 persen dibandingkan tahun 2023 karena kita menyatakan komitmen harus tumbuh berkelanjutan," kata Emma dalam Konferensi Pers Kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6).

Sebagian besar investasi tersebut, atau sekitar 65 persen, dialokasikan untuk sektor hulu (upstream) guna mendongkrak produksi minyak dan gas nasional. Emma menegaskan, langkah afirmatif ini diperlukan untuk mengejar target produksi 1 juta barel per hari.

“50–65 persen dari total capex diarahkan ke upstream,” ujarnya.

Menurutnya, sektor hulu secara konsisten membutuhkan belanja modal besar (heavy capex), mencapai US$4 miliar hingga US$5 miliar per tahun. Bahkan, untuk mempertahankan level produksi agar tidak turun saja, dibutuhkan capex organik sebesar US$2,5 miliar hingga US$3 miliar.

Meskipun hulu menjadi prioritas, Pertamina tetap berkomitmen pada pengembangan energi hijau dengan alokasi 10–15 persen dari total capex.

“Komitmen kami terhadap green energy dan kondisi lokal juga tetap ada. Namun, memang pertumbuhannya tidak sebesar di upstream, karena yang heavy capex itu ada di sektor hulu,” kata Emma.

Dari sisi kontribusi untuk negara, Pertamina mencatatkan peningkatan 11 persen dari Rp360,8 triliun pada 2023 menjadi Rp401,8 triliun pada 2024. Penerimaan negara tersebut terdiri dari:

  • Pajak: Rp275,7 triliun

  • Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan bonus tanda tangan: Rp116,7 triliun

  • Dividen: Rp9,4 triliun

"Kami juga menghasilkan kontribusi penerimaan negara itu justru malah terjadi peningkatan, kalau dilihat dari hasil tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2024, di tengah situasi terjadi perburukan dari seluruh parameter, justru 2024 malah kontribusi kepada penerimaan negara itu terjadi peningkatan," ujar Emma.

Kinerja keuangan Pertamina pada 2024 ditopang oleh pendapatan yang mencapai US$75,33 miliar (sekitar Rp1.193,7 triliun) dan EBITDA sebesar US$10,79 miliar (sekitar Rp171,04 triliun).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us