Petinggi FAST Mundur, Apa Dampaknya Bagi KFC Indonesia?

- Dua petinggi FAST mengundurkan diri dari jajaran manajemen perusahaan pemegang lisensi KFC di Indonesia.
- Perusahaan berencana melakukan penambahan modal melalui private placement senilai Rp80 miliar untuk memperbaiki struktur keuangan.
- Meskipun terjadi perubahan di jajaran direksi dan komisaris, operasional KFC Indonesia tetap berjalan normal.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan pemegang lisensi gerai KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) tengah mengalami perubahan di jajaran manajemen. Pada Rabu (28/5), manajemen FAST mengumumkan pengunduran diri Achmad Baiquni dan Omar Luthfi Anwar.
Achmad Baiquni sendiri menjabat sebagai komisaris independen dan Omar Luthfi Anwar sebagai direktur perseroan. Mundurnya mereka disampaikan melalui keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengunduran diri tersebut telah sesuai dengan ketentuan Pasal 9 POJK No. 33 Tahun 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
“Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Bapak Achmad Baiquni dan Bapak Omar Luthfi Anwar,” tulis manajemen FAST dalam keterangan resminya.
Meski demikian, tidak ada penjelasan lebih lanjut dari pihak perseroan terkait alasan pengunduran diri Achmad Baiquni dan Omar Luthfi Anwar. Manajemen FAST menyatakan pengunduran diri itu tidak membawa dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, maupun keberlangsungan usaha.
Sebagai tindak lanjut, perseroan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dalam waktu dekat. Jadwal pastinya akan diumumkan kemudian kepada publik.
Rencana tambahan modal melalui private placement
Tidak berselang lama sebelum pengumuman mundurnya direksi, FAST juga mengungkapkan rencana penambahan modal melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Langkah ini dilakukan pada 15 Mei 2025 dan melibatkan dua pemegang saham utama perusahaan, yaitu keluarga Gelael dan Grup Salim.
FAST akan menerbitkan 533.333.334 saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp150 per saham. Total dana segar yang diharapkan mencapai Rp80 miliar untuk memperbaiki struktur keuangan, terutama dalam mengatasi defisit modal kerja bersih yang tercatat negatif Rp1,67 miliar.
Rinciannya, sekitar Rp52 miliar akan digunakan untuk pembelian persediaan dan membayar kewajiban jangka pendek. Sementara itu, Rp28 miliar dialokasikan untuk mendukung efisiensi operasional termasuk biaya tenaga kerja.
Private placement menjadi bagian dari upaya FAST untuk menjaga kelangsungan usaha dan memperkuat pondasi keuangan di tengah dinamika internal dan kondisi pasar yang terus berkembang.
Tidak berdampak langsung pada operasional KFC
Meskipun terjadi perubahan di jajaran direksi dan komisaris, manajemen menegaskan bahwa operasional KFC Indonesia tetap berjalan normal. Gerai-gerai KFC yang tersebar di seluruh Indonesia masih beroperasi seperti biasa dan pelayanan kepada pelanggan tidak terpengaruh.
Pengunduran diri dua pejabat tinggi FAST dipandang sebagai dinamika manajerial biasa dalam korporasi publik. Selama proses transisi ini, FAST memastikan seluruh keputusan strategis tetap diambil secara profesional dan mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik.