Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Redam Tekanan Dagang AS, ESDM Kaji Impor Migas dari Amerika

Ilustrasi anjungan migas.
Ilustrasi anjungan migas. (Pixabay/466654)
Intinya sih...
  • Kementerian ESDM kaji impor migas dari AS untuk memperbaiki neraca perdagangan antara kedua negara.
  • Belum ada keputusan final terkait jumlah atau nilai pasti impor migas yang akan dilakukan Indonesia.
  • Langkah ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan baru dalam neraca perdagangan dan menghindari sanksi lebih lanjut dari AS.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji skema impor migas dari Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari strategi memperbaiki neraca perdagangan antara kedua negara. Langkah ini menjadi salah satu bentuk kontribusi sektor energi dalam mengurangi defisit perdagangan yang selama ini menjadi sorotan, terutama dari pihak AS.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menjelaskan bahwa kementeriannya kini terlibat aktif dalam diskusi lintas sektor untuk merumuskan langkah konkret guna menekan defisit perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat.

“Peran ESDM, kita kan ada trade deficit. Jadi kita dari sektor sumber daya mineral akan mencoba berkontribusi untuk pengurangan trade deficit Amerika terhadap Indonesia,” ungkap Yuliot ditemui di Kantor Kemenko Perekonomoian, Jakarta, Senin (14/4).

Namun demikian, Yuliot menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait jumlah atau nilai pasti impor migas yang akan dilakukan Indonesia. Kajian dan konsultasi masih berlangsung intensif, terutama terkait potensi peningkatan volume impor migas dari Negeri Paman Sam.

“Untuk nilai belum ada, kita masih konsultasikan berapa nilai impor migas dari Amerika. Tapi memang kecenderungannya nanti akan meningkat,” ujarnya.

Langkah ini juga tidak lepas dari dinamika hubungan dagang antara Indonesia dan AS, yang belakangan kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump menetapkan kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap sejumlah produk Indonesia. Meski demikian, penerapan tarif tersebut kini ditunda selama 90 hari—memberi ruang negosiasi bagi kedua negara untuk mencari solusi win-win.

Kebijakan peningkatan impor migas dinilai bisa menjadi bagian dari upaya diplomatik untuk meredam tekanan tarif tersebut. Indonesia berharap dengan memperbesar porsi impor dari AS, termasuk di sektor energi, bisa menciptakan keseimbangan baru dalam neraca perdagangan dan menghindari sanksi lebih lanjut.

Di sisi lain, sejumlah pengamat energi menilai langkah ini perlu dipertimbangkan secara cermat agar tidak justru memperlebar defisit transaksi berjalan di dalam negeri, mengingat migas merupakan salah satu penyumbang besar pengeluaran valuta asing Indonesia.

Merujuk data Kementerian Perdagangan RI, Indonesia surplus perdagangan sebesar US$14,34 miliar pada Januari-Desember 2024. Defisit tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-15 dalam daftar negara dengan defisit perdagangan terbesar bagi Negeri Paman Sam.

Neraca perdagangan Indonesia - Amerika Serikat (AS) mencatatkan kinerja positif selama periode 2015-2024 atau dalam 10 tahun terakhir.


Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Tubagus Imam Satrio
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us