Jakarta, FORTUNE - Saat ini, kesadaran konsumen Indonesia terhadap tanggung jawab lingkungan sudah cukup tinggi. Sebanyak 77% konsumen Indonesia mengaku telah menyadari isu perubahan iklim meskipun belum secara aktif mendalami isu tersebut dan melakukan perubahan gaya hidup untuk menekan laju perubahan iklim. Namun, ada harapan bahwa perubahan perilaku dan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan akan secara bertahap meningkat dan menjadi lebih umum.
Temuan ini tecermin dari hasil riset Boston Consulting Group (BCG) bekerja sama dengan Startup Sampingan bertajuk "Accelerating a low carbon future: bridging intention and action". Dalam riset tersebut ditemukan bahwa saat ini sekitar 50 persen konsumen sudah melakukan perubahan gaya hidup seperti mengurangi penggunaan plastik atau melakukan pemilahan sampah meskipun belum dilakukan secara konsisten.
Riset juga menunjukkan, 30 persen konsumen bersedia membayar hingga 10 persen lebih mahal dari harga asli untuk produk dan layanan yang rendah emisi karbon, bahkan seperlima dari responden bersedia membayar hingga 50 persen lebih mahal dari harga asli.
Haikal Siregar, Managing Director & Partner, Head of Boston Consulting Group Indonesia mengatakan perubahan iklim bukan lagi permasalahan masa depan. Perubahan iklim adalah permasalahan hari ini.
“Kami sangat senang bersama-sama dengan Sampingan dapat berkolaborasi untuk meluncurkan riset berjudul Accelerating a low carbon future: bridging intention and action. Harapannya melalui riset ini, konsumen dan sektor bisnis di Indonesia memiliki gambaran mengenai apa yang kita bisa lakukan untuk bersama-sama menekan laju perubahan iklim yang terjadi saat ini," ujarnya.
CEO and Co-Founder Sampingan, Wisnu Nugrahadi, mengatakan riset tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat ihwal emisi karbon.
"Memanfaatkan teknologi yang dimiliki Sampingan serta luasnya jangkauan terhadap responden melalui jaringan pekerja kerah biru yang tergabung dalam platform kami di Indonesia, seluruh kegiatan survei dilakukan secara online dalam waktu tidak lebih dari dua pekan," katanya.