Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Aset BTN Diproyeksikan Tembus Rp500 Triliun Meski Spin-off UUS

Ilustrasi Kantor Cabang BTN di Kuningan Jakarta/Dok BTN
Intinya sih...
  • BTN optimis asetnya tembus Rp500 triliun di 2025
  • Target dicanangkan meski dalam proses pemisahan UUS miliknya
  • Pertumbuhan bisnis syariah jadi modal kuat bagi BTN

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimis masih dapat meningkatkan aset miliknya hingga tembus Rp500 triliun di akhir 2025. Target itu dicanangkan meski dalam proses pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) miliknya. 

“Di tengah dinamika makroekonomi yang terus berkembang, BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk going beyond mortgage dengan solusi perbankan yang komprehensif pada tahun 2025. Dalam rangka menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih sustainable, sehat, dan solid," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (12/2). 

Target ini tentunya seiring dengan perolehan total aset BTN hingga akhir 2024 yang sebesar Rp469,61 triliun yang naik 7 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp438,75 triliun. 

Sementara itu, aset BTN Syariah hingga akhir 2024 mencapai Rp61 triliun pada akhir tahun 2024, naik 11,6 persen (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun. 

“Pertumbuhan bisnis syariah yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru," kata Nixon. 

Nixon mengungkapkan, target aset itu bakal ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang solid. 

Ditopang KPR, kredit BTN naik 7,3%

Ilustrasi KPR Perumahan/ Shuterstock Gungpri

Sepanjang tahun 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun. 

Nixon mengatakan, penyaluran kredit BTN pada 2024 terutama didorong oleh bisnis KPR baik Subsidi maupun Non Subsidi seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. 

Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5 persen (yoy) dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2 persen (yoy) menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024. 

Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9 persen (yoy) atau menjadi Rp16,4 triliun pada akhir 2024. 

Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh beberapa inisiatif strategis, seperti kerja sama dengan institusi keuangan non bank untuk KUR, meningkatkan layanan payroll untuk KRING, hingg cross-selling melalui beberapa nasabah institusi utama BTN untuk KAR. Dengan strategi tersebut, bank spesialis perumahan ini mampu membukukan laba bersih senilai Rp3 triliun. 

Di sisi lain, kualitas penyaluran kredit BTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat di level 3,16 persen. 

“Kami menerapkan teknologi untuk menerapkan manajemen risiko yang terintegrasi dan ketat dalam rangka menurunkan NPL ke level yang lebih sustainable,” ujar Nixon.

DPK BTN naik 9,1%

Rebranding Logo BTN/Dok BTN

Di sisi penghimpunan dana masyarakat, pada tahun 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1 persen (yoy) menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp349,93 triliun. 

Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) yang kontribusinya mencapai 54,1 persen terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7 persen. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8 persen (yoy) dibandingkan tahun 2023. 

Nixon mengatakan, pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri yang sebesar 4,48 persen (yoy) pada akhir 2024. Ini ejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel. Komitmen tersebut diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN yakni BTN Mobile menjadi Bale by BTN. 

Lebih lanjut, Nixon menegaskan, hingga akhir 2024 BTN berhasil menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Level LDR yang terjaga tersebut menunjukkan kemampuan perseroan untuk mengelola likuiditasnya di tengah persaingan yang ketat di industri perbankan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Suheriadi - .
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us