FINANCE

Blockchain Tingkatkan Kepercayaan Nasabah Asuransi, Ini Alasannya

Semakin kuat dengan dukungan mutual aid dan smart contract.

Blockchain Tingkatkan Kepercayaan Nasabah Asuransi, Ini AlasannyaKonsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino
18 April 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Blockchain Indonesia dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (A-B-I & Aspakrindo) menilai penggunaan blockchain dalam industri Asuransi bisa meningkatkan efisiensi layanan dan kepercayaan konsumen.

Direktur A-B-I & Aspakrindo, Asih Karnengsih, mengatakan bahwa hal ini bukan hanya soal disrupsi, namun juga tentang memberdayakan individu untuk mengelola klaim mereka dengan lebih efisien dan adil.

“Dengan kemampuannya untuk meningkatkan keamanan data, transparansi dan mempercepat proses klaim, blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna dan meningkatkan efisiensi sistem asuransi,” ujar Asih dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Kamis (18/4).

Dengan begitu, penerapan teknologi blockchain dalam industri asuransi menandai langkah penting menuju kemandirian dan transparansi bagi pemegang polis melalui akses langsung dan kendali penuh atas data mereka sendiri.

Desentralisasi

Asih menjelaskan bahwa blockchain adalah sistem penyimpanan data yang menerapkan sistem desentralisasi aplikasi yang berfungsi untuk memberikan kendali penuh terhadap pengguna atas data mereka dengan tidak adanya perantara terpusat.

Sistem ini terdesentralisasi, sehingga setiap partisipan dalam jaringan blockchain memiliki akses yang sama terhadap klaim data. “Ini berarti bahwa pemegang polis memiliki kendali penuh atas informasi mereka sendiri tanpa perlu bergantung pada perantara terpusat seperti perusahaan asuransi,” ujar Asih.

Keamanan kriptograf

Dalam hal keamanan, sistem blockchain menggunakan teknologi kriptograf yang kuat untuk menyimpan data secara aman dan tak bisa diubah. Setiap transaksi klaim dicatat dalam blok yang dienkripsi dan dihubungkan secara konsisten satu sama lain. Kondisi ini akan menciptakan jejak audit yang tak terputus dan memastikan integritas data terjaga.

“Selain itu, teknologi blockchain juga memungkinkan menjaga kerahasiaan data dengan menggunakan kunci kriptografi yang unik sehingga dapat dipastikan bahwa informasi sensitif tentang klaim, seperti informasi medis atau finansial, tetap aman dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang,” kata Asih.

Related Topics