Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BCA Antisipasi Dampak Tarif AS ke Kredit, Bisa Buat Saham Anjlok Lagi?

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, saat menjadi pembicara dalam Fortune Indonesia Summit 2023, Rabu (15/3/2023). (Dok. IDN Media)
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, saat menjadi pembicara dalam Fortune Indonesia Summit 2023, Rabu (15/3/2023). (Dok. IDN Media)
Intinya sih...
  • BCA mengantisipasi dampak pengenaan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia dengan mencermati sektor milik debiturnya yang dikhawatirkan mengganggu bisnis kreditnya.
  • Sentimen pengenaan tarif AS menjadi penyebab melemahnya saham perbankan di awal April 2025 pasca libur lebaran, namun Jahja memprediksi kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
  • Fundamental kinerja perbankan yang kuat akan mengembalikan kepercayaan investor sehingga bisa membuat rebound di pasar saham. Saham BBCA sempat ambles, tapi pada perdagangan Rabu (23/4) saham BBCA menguat 2,06 persen.

Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bakal mengantisipasi dampak pengenaan tarif resiprokal yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.

Meski saat ini pengenaan tarif 32 persen  tersebut masih ditunda 90 hari, Jahja mengaku tak mau mengambil langkah gegabah. Namun demikian, BCA mengaku sudah mencermati berbagai sektor milik debiturnya yang dikhawatirkan mengganggu bisnis kreditnya.

“Kita juga tidak mau cepat-cepat (ambil keputusan) inventarisasinya semua perusahaan furnitur, apparel, yang ekspor seafood kurangi kreditnya. Kita tidak mau grasah-grusuh seperti itu. Tapi kita akan mengamati sambil melihat perkembangan suasana,” ujar Jahja dalam konferensi pers kinerja BCA kuartl I-2025, dikutip, Kamis, (24/4).

Bos BCA: tarif AS jadi biang kerok penurunan saham perbankan

Menara BCA (Shutterstock/MRNPic)

Meski demikian, Jahja tak memungkiri bahwa sentimen pengenaan tarif AS oleh Presiden Donald Trump itu menjadi salah satu penyebab melemahnya saham perbankan di awal April 2025 pasca libur lebaran. Ia menyebut, banyak investor yang buru- buru memindahkan instrumen investasinya akibat ketidakpastian global.

"Naluri investor begitu dengar suatu berita yang uncertain belum bisa dimitigasi dampak risiko kepada perbankannya, nomor satu apa? Jual dulu. Dan mentality atau habit ini ya memang begitu. Investor semua, dalam negeri dan luar negeri, aduh cepat jual dulu," kata Jahja.

Meski demikian, Jahja memprediksi kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, fundamental kinerja perbankan yang kuat akan mengembalikan kepercayaan investor sehingga bisa membuat rebound di pasar saham.

Seperti diketahui sebelumnya, pada pembukaan saham pasca libur lebaran (8/4), harga saham BBCA sempat ambles ke level Rp7.500 per saham atau turun 12,94 persen. Namun demikian, pada perdagangan Rabu (23/4) saham BBCA menguat 2,06 persen dengan harga di level Rp 8.675 per saham.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us