Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jelang Akhir 2024, BCA Bukukan Laba Rp50,47 Triliun

Ilustrasi kartu kredit BCA (bca.co.id)
Intinya sih...
  • Laba itu tumbuh 14,32 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp44,15 triliun.
  • Pendapatan bunga sebesar Rp80,82 triliun dan beban bunga mencapai Rp10,65 triliun sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp70,15 triliun.

Jakarta, FORTUNE - Menjelang tutup tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mampu mengantongi laba bersih tahun berjalan senilai Rp50,47 triliun pada November 2024. Nilai itu masih tumbuh 14,32 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp44,15 triliun.

Laporan keuangan perseroan menunjukkan capaian laba itu ditopang oleh pendapatan bunga sebesar Rp80,82 triliun, sedangkan beban bunga mencapai Rp10,65 triliun sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp70,15 triliun.

Kredit BCA naik 15,47 persen

BCA UMKM Fest 2024/Dok BCA

Untuk kredit, bank yang digawangi oleh Jahja Setiaatmadja selaku presiden direktur itu telah menyalurkan Rp875,78 triliun pada November 2024. Nilai itu naik 15,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp758,43 triliun.

Pertumbuhan kredit BCA ini di atas rata-rata industri perbankan yang hanya tumbuh 10,79 persen (yoy).

Kemudian, untuk pendapatan komisi dari bank dengan logo kelopak bunga ini juga tumbuh 7,19 persen menjadi Rp16,28 triliun. Kondisi ini memperkuat kontribusi bisnis non-bunga terhadap pendapatan BCA.

DPK BCA naik tipis 3,48 persen

Program Gebyar Hadiah BCA 2024/Dok BCA

Sementara itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BCA masih mencatatkan pertumbuhan terbatas sebesar 3,48 persen menjadi Rp1.109,46 triliun per November 2024.

Bila dilihat secara terperinci, komponen giro masih mengalami peningkatan 5,55 persen menjadi Rp353,09 triliun, sementara tabungan juga tumbuh 3,75 persen menjadi Rp551,76 triliun.

Namun demikian, instrumen simpanan deposito mencapai Rp194 triliun pada November 2024. Kondisi ini mencerminkan pergeseran preferensi nasabah ke produk simpanan yang lebih likuid.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
Suheriadi - .
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us