Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Global Jadi 4,1% di 2022
Ekonomi Cina diproyeksikan lebih unggul dari AS pada 2022
13 January 2022
Jakarta,FORTUNE - Bank Dunia atau World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada kisaran 4,1 persen di tahun 2022. Level tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan proyeksi pada laporan Juni lalu yang sebesar 4,3 persen.
Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam Laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya yang dirilis Selasa (11/1) mencatat, ekonomi global masih dibayangi oleh berbagai risiko di antaranya wabah Covid-19 dalam varian virus baru, ekspektasi inflasi yang tidak terkendali hingga tekanan keuangan.
"Dengan ruang kebijakan yang terbatas untuk memberi dukungan di negara berkembang, terdapat risiko yang bisa menghantam ekonomi mereka," kutip laporan tersebut di Jakarta, Kamis (13/1).
Utang negara miskin capai US$35 miliar
Malpass menyampaikan pentingnya pengelolaan utang. Sebab, Bank Dunia mencatat negara-negara miskin memiliki utang hingga US$35 miliar atau setara Rp500 triliun pada tahun 2022. Dan 40 persen utang tersebut diberikan oleh Cina.
Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyoroti pandemi Covid-19 yang telah meningkatkan ketimpangan pendapatan global.
Di sisi lain, negara-negara maju dengan tingkat vaksinasi yang tinggi dan dukungan fiskal yang cukup besar telah mampu meredam dampak ekonomi yang merugikan dari pandemi.
Ekonomi Cina diproyeksikan lebih unggul ketimbang AS di 2022
Sementara itu, ekonomi AS diperdiksi akan tumbuh moderat di 3,7 persen pada tahun 2022. Sedangkan untuk ekonomi Cina diperkirakan tumbuh 5,1 persen di tahun 2022.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi untuk negara lain di bagian Eropa, Asia Tengah, Amerika Latin, dan Karibia diperkirakan juga akan menurun. Namun demikian, Bank Dunia menilai ekonomi di Afrika Utara, Timur Tengah akan bertumbuh di tengah kenaikan pendapatan minyak yang lebih tinggi dari perkiraan.
Tren ekonomi 2023 masih pra-pandemi
Dalam laporan tersebut juga mencatat semua wilayah emerging market dan ekonomi berkembang (EMDE) pada 2023 diperkirakan akan tetap di bawah tren pra-pandemi. Namun demikian, untuk negara maju diprediksi kesenjangan ekonomi akan mengecil.
Sementara itu, investasi juga diprediksi masih berada di bawah tren pra-pandemi. Hal tersebut diakibatkan oleh tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan fiskal moneter yang lebih ketat, serta anggaran negara yang membengkak pasca pandemi.