Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Toko prada di Shanghai, Cina/Dok. prada

Jakarta, FORTUNE - Prada, rumah mode mewah asal Italia, mengumumkan bahwa CEO merek mereka, Gianfranco D’Attis, akan meninggalkan perusahaan pada 30 Juni 2025 melalui “kesepakatan bersama”. Kepergian D’Attis dikonfirmasi melalui pernyataan resmi perusahaan pada Minggu (22/6). Untuk sementara, Andrea Guerra, CEO Prada Group, akan mengambil alih peran sebagai CEO merek secara interim hingga ditunjuknya pengganti permanen.

D’Attis ditunjuk sebagai CEO merek Prada pada 2022—sebuah posisi baru dalam struktur manajemen Prada Group yang membawahi beberapa merek termasuk Miu Miu, Church’s, Car Shoe, Marchesi 1824, dan Luna Rossa. Penunjukan ini dilakukan dalam konteks restrukturisasi besar, termasuk keputusan perusahaan untuk mengakuisisi rumah mode mewah Versace dari Capri Holdings senilai 1,25 miliar euro, yang dikonfirmasi pada April 2025.

Saat direkrut, D’Attis langsung melapor kepada Andrea Guerra dan menggantikan peran Patrizio Bertelli dan Miuccia Prada yang sebelumnya menjabat sebagai co-CEO Prada Group dan merek Prada. Langkah ini menandai perubahan besar dalam kepemimpinan perusahaan yang berbasis di Milan tersebut. Kondisi ini juga menyiratkan bahwa D’Attis ditunjuk saat Prada perlu melewati fase stagnasi dan mengantisipasi tekanan dari transaksi besar seperti akuisisi Versace.

Sebelum bergabung dengan Prada, D’Attis merupakan presiden Christian Dior Couture Americas. Kariernya di industri mode mewah juga mencakup posisi sebagai direktur internasional Jaeger-LeCoultre, bagian dari Richemont Group, tempat ia membangun sebagian besar awal kariernya. Ia pernah menjabat sebagai brand director IWC Schaffhausen untuk kawasan Timur Tengah, India, dan Turki, serta memimpin operasi di Amerika Serikat dan Kanada mulai 2011. Pada 2014, ia pindah ke label mode Chloé sebagai direktur internasional dan bertanggung jawab atas ekspansi global merek tersebut. Ia kembali ke Jaeger-LeCoultre pada 2018 sebelum akhirnya direkrut oleh Prada.

Pengumuman pengunduran dirinya muncul hanya beberapa jam setelah Prada memamerkan koleksi busana pria untuk musim Semi/Panas 2026 dalam ajang Milan Fashion Week pada Minggu, di mana D’Attis tidak hadir dalam presentasi tersebut.

Keputusan ini datang di tengah momentum pertumbuhan kinerja keuangan Prada. Pada kuartal I 2025, Prada Group membukukan pendapatan bersih sebesar €1,341 juta, tumbuh sekitar 13 persen secara tahunan, yang sebagian besar ditopang oleh lonjakan penjualan merek Miu Miu hingga 60 persen. Merek utama Prada sendiri mencatat pertumbuhan stabil di tengah pasar yang semakin kompetitif.

“Kami senang dengan performa kuartal awal yang solid. Dalam lanskap yang semakin bergolak, kami tetap percaya diri dan disiplin, memanfaatkan kreativitas dan kekuatan organisasi kami,” ujar Patrizio Bertelli, Chairman dan Direktur Eksekutif Prada Group, dalam pernyataan resminya.

Sementara itu, CEO Prada Group Andrea Guerra menambahkan, “Kelompok ini mengalami awal yang positif. Prada menunjukkan daya tahan kuat meski dibandingkan kuartal tinggi tahun lalu; situasi akan tetap kompleks, tapi Miu Miu menunjukkan trajektori pertumbuhan luar biasa. Strategi kami tetap fokus pada merek—relevansi, kreativitas, dan kepekaan terhadap semangat zaman.”

Mengutip Reuters, pergantian kepemimpinan di Prada terjadi di tengah gelombang perubahan besar di industri fashion mewah global. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah rumah mode papan atas melakukan restrukturisasi manajemen dan rotasi kreatif untuk menjaga daya saing serta menarik minat konsumen yang mulai mengerem belanja di tengah tekanan harga.

Raksasa barang mewah Kering misalnya, pekan lalu menunjuk CEO Renault Luca de Meo sebagai CEO baru, menggantikan Francois-Henri Pinault yang telah memimpin perusahaan sejak 2005. Di sisi lain, rumah mode milik LVMH, Dior, menunjuk desainer busana pria Jonathan Anderson untuk juga menangani desain busana wanita dan haute couture, menggantikan Maria Grazia Chiuri. Balenciaga, yang juga berada di bawah Kering, kini dipimpin oleh Pierpaolo Piccioli, mantan direktur kreatif Valentino, menggantikan Demna yang berpindah ke Gucci.

Pergantian direktur kreatif dan eksekutif senior juga terjadi di Chanel, Versace, Valentino, dan Celine, menandai era baru di lanskap mode global.

Editorial Team