Imbas Tarif Impor, Ralph Lauren Naikkan Harga

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan fesyen mewah Ralph Lauren berencana menaikkan harga guna mengimbangi dampak tarif impor. Kenaikan harga ini tampaknya akan lebih tinggi dari rencana semula. Hal ini dilakukan meskipun kondisi ekonomi global masih bergejolak, karena para konsumennya tetap membelanjakan uang untuk produk-produk mewah.
Dalam laporan keuangan kuartal fiskal keempat yang berakhir 29 Maret 2025, perusahaan asal New York ini mencatatkan laba sebesar US$129 juta atau US$2,03 per saham, naik dari US$90,7 juta atau US$1,38 per saham pada periode yang sama tahun lalu. Setelah menyesuaikan item satu kali, laba per saham tercatat US$2,27—melampaui ekspektasi analis sebesar $2,04 menurut data FactSet.
Pendapatan perusahaan melonjak 8 persen menjadi US$1,7 miliar, juga melampaui proyeksi analis sebesar $1,65 miliar. Pertumbuhan terjadi di seluruh wilayah dan melalui saluran penjualan fisik maupun digital. Margin keuntungan juga meningkat berkat kombinasi produk yang lebih menguntungkan, harga jual yang lebih tinggi, serta biaya kapas yang lebih rendah.
Chief Financial Officer Justin Picicci menyebut bahwa strategi perusahaan untuk menarik konsumen yang lebih muda dan tidak terlalu sensitif terhadap harga membuahkan hasil. “Kami sudah beberapa tahun terakhir berupaya menggeser basis pelanggan kami ke arah konsumen yang kurang sensitif terhadap harga, khususnya di segmen penjualan penuh,” ujarnya, melansir The Wall Street Journal (22/5).
Manajemen awalnya telah merencanakan kenaikan harga untuk beberapa produk pada musim gugur mendatang, tapi kini mempertimbangkan kenaikan yang lebih besar untuk musim gugur 2025 dan musim semi 2026 sebagai respons atas tarif baru. Tarif tersebut diperkirakan akan menekan margin laba kotor perusahaan, namun Ralph Lauren menyatakan akan melakukan penyesuaian dalam rantai pasok guna meminimalkan dampaknya.
Untuk tahun fiskal baru yang dimulai 30 Maret, Ralph Lauren memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di kisaran satu digit rendah, dengan laju pertumbuhan yang lebih kuat pada paruh pertama tahun ini.
Target Ralph Lauren di 2025
Ralph Lauren Corporation menyambut tahun fiskal 2025 dengan sikap optimistis tetapi tetap waspada. Perusahaan mode asal Amerika Serikat ini memperkirakan pendapatan bersihnya akan tumbuh tipis, sekitar 2 persen hingga 3 persen. Demikian dilaporkan perusahaan dalam laman resmi investor.ralphlauren.com. Proyeksi ini mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap arah strategis perusahaan, meskipun kondisi ekonomi global masih penuh tantangan.
Dari sisi profitabilitas, Ralph Lauren juga menargetkan kenaikan margin operasi sebesar 100 hingga 120 basis poin dalam mata uang konstan. Peningkatan ini didorong oleh kombinasi pertumbuhan margin kotor dan pengendalian biaya operasional yang lebih efisien.
Margin kotor sendiri diperkirakan naik 50 hingga 100 basis poin. Faktor pendorongnya antara lain kenaikan harga jual rata-rata (Average Unit Retail/AUR), penurunan harga kapas, serta pergeseran saluran penjualan ke wilayah dan kanal yang lebih menguntungkan. Meski demikian, pelemahan mata uang asing tetap menjadi tantangan, dengan potensi menekan margin kotor dan margin operasi hingga 30 basis poin.
Memasuki kuartal pertama tahun fiskal ini, Ralph Lauren memproyeksikan pertumbuhan pendapatan secara konstan tetap positif meski tipis. Namun, setelah memperhitungkan dampak negatif dari nilai tukar—sekitar 160 basis poin—pendapatan yang dilaporkan kemungkinan akan sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, margin operasi diperkirakan tetap meningkat sekitar 60 hingga 80 basis poin, ditopang oleh margin kotor yang lebih kuat. Sejumlah strategi digencarakan, di antaranya fokus pada pasar Asia dan Eropa, mengembangkan saluran digital dan strategi omnichannel, diversifikasi rantai pasokan untuk mitigasi risiko tarif, serta pengembangan produk wanita dan aksesori.