GOTO Targetkan EBITDA yang Disesuaikan pada 2025 Capai Rp1,6 Triliun

- GOTO menargetkan EBITDA disesuaikan mencapai Rp1,4 triliun-1,6 triliun pada 2025.
- Pada 2024, EBITDA grup yang disesuaikan mencapai Rp327 miliar, meningkat dari negatif Rp3,6 triliun pada 2023.
- GOTO akan memperkuat bisnis melalui inovasi untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya serta menghadirkan layanan yang lebih terarah sesuai kebutuhan pelanggan.
Jakarta, FORTUNE - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menargetkan earning before interest tax, depreciation, and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi grup yang disesuaikan akan berkisar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun pada 2025.
Perkiraan tersebut didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal perseroan, yang seluruhnya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko. Ini termasuk pula peningkatan persaingan pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut pada beberapa kuartal mendatang, serta inflasi biaya, kondisi makro, dan variabel lainnya.
Manajemen GOTO mengatakan perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan keterhubungan nilai ekosistemnya.
“Dengan menyesuaikan produk untuk berbagai demografi dan preferensi pengguna, serta menggunakan platformnya untuk menyediakan layanan yang lebih terarah bagi basis penggunanya, perseroan menargetkan untuk menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia dengan lebih efisien,” demikian manajemen GOTO dalam keterangan pers, dikutip Rabu (12/3).
Sepanjang 2024, EBITDA grup yang disesuaikan mencapai Rp327 miliar. Angka ini membaik dibandingkan dengan EBITDA yang disesuaikan pada 2023, yaitu negatif Rp3,6 triliun.
Ke depannya, GOTO akan memperkuat bisnis melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun pada level produk. Itu dilakukan demi meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
"Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025 seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif," ujar Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, pada keterangan pers yang sama.
Menyinggung kinerja keuangan GOTO pada 2024, perusahaan itu mengalami penurunan rugi bersih menjadi Rp5,15 triliun dari Rp90,35 triliun pada 2023.
Penurunan rugi bersih tersebut sejalan dengan pendapatan bersih perseroan yang meningkat menjadi Rp15,89 triliun dibandingkan Rp14,78 triliun pada 2023.