Permintaan Batu Bara Lesu, Laba HAIS Turun 39,5%

- PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) mencatat laba bersih turun 39,54% menjadi Rp34,09 miliar pada kuartal kedua 2025.
- Penurunan juga terjadi dari sisi pendapatan, turun delapan persen menjadi Rp434,86 miliar akibat kondisi penyesuaian pasar atas situasi geopolitik yang berpengaruh terhadap harga dan tingkat permintaan batu bara.
- HAIS tetap optimistis meraih pertumbuhan kinerja dengan fokus pada efisiensi operasional, optimalisasi armada, dan ekspansi rute strategis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan penyedia jasa logistik dan transportasi laut, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) membukukan laba bersih senilai Rp34,09 miliar sepanjang kuartal kedua 2025. Nilai ini turun 39,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp56,39 triliun.
Penurunan laba bersih perseroan juga diikuti dengan turunnya pendapatan. HAIS mencatata pendapatan Rp434,86 miliar pada enam bulan pertama 2025, di mana angka ini turun 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar Rp472,9 triliun.
Direktur Keuangan PT Hasnur Internasional Shipping Tbk, Rickie menyatakan bahwa capaian ini diraih di tengah tekanan pasar global dan tantangan geopolitik yang memengaruhi industri logistik dan pelayaran laut.
"Angka ini menunjukkan kinerja positif atas strategi perseroan dalam menjaga profitabilitas dan menegaskan pondasi operasional yang kuat meskipun terjadi fluktuasi pada beberapa pos pendapatan dan beban lain-lain," kata Rickie melalui keterangan resmi, Rabu (30/7).
Tantangan tersebut juga masih memberikan tekanan terhadap kinerja perseroan pada kuartal kedua, terutama dari sisi harga sewa dan tingkat permintaan batu bara. Diketahui, batu bara adalah komoditas kargo utama yang diangkut perseroan, serta faktor cuaca yang berpengaruh terhadap produktivitas armada.
Secara volume, HAIS mampu mengangkut kargo sebanyak 5,07 juta metrik ton pada periode semester I 2025 ini. Selain itu menjaga efisiensi operasional dan optimalisasi rute pelayaran untuk mendukung volume angkutan yang ada.
HAIS tercatat menurunkan 6,90 persen beban pokok pendapatan dari Rp363,50 miliar pada kuartal kedua tahun lalu menjadi Rp338,40 miliar pada akhir kuatal kedua tahun ini.
Perseroan optimistis meraih pertumbuhan kinerja ke depan. Adapun, strategi untuk menghadapi dinamika pasar yang tidak bisa dihindari, HAIS akan fokus ke efisiensi operasional, optimalisasi armada, dan ekspansi rute strategis.
"Perseroan terus memantau dinamika pasar dan menyiapkan langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dengan fundamental yang kuat dan strategi yang terarah, HAIS optimis dapat terus meningkatkan kinerja di sisa tahun 2025," kata dia.