Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sejumlah Peluag Diversifikasi Investasi di tengah Kebijakan Trump

investasi cryptocurrency, bitcoin, kripto
Ilustrasi investasi kripto atau crypto (unsplash.com/Kanchanara)
Intinya sih...
  • Kebijakan tarif Trump mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia dan instrumen investasi.
  • Hou Wey menyarankan investor untuk mengantisipasi portofolio investasi dengan berhati-hati di AS dan fokus pada pasar Eropa.
  • Rekomendasi alokasi portofolio: meningkatkan eksposur terhadap emas dan aset swasta, serta struktur alokasi adaptif 40% ekuitas, 30% obligasi, 30% alternatif.

Jakarta, FORTUNE - Kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump bukan hanya menimbulkan ketegangan dagang dan membawa dampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi negara-negara, namun juga kepada instrumen investasi. Sebab, adanya ketegangan global telah memicu terjadinya gejolak nilai tukar, bahkan rupiah sempat melemah hingga menyentuh level Rp16.891 per dolar AS.

Sejak euforia pasar awal pasca kemenangan pemilihan Trump, aset berisiko telah mengalami pemeriksaan realitas dengan S&P membalikkan keuntungannya, sementara imbal hasil Treasury AS dan dolar AS bergerak turun.

Oleh sebab itu, Chief Investment Officer Bank DBS, Hou Wey Fook mengatakan bahwa investor perlu mengantisipasi portofolio investasinya. Pasalnya menurut dia, ada potensi memudarnya keistimewaan AS, ia menyarankan untuk lebih berhati-hati terhadap saham AS dan menurunkan ekuitas AS ke underweight tiga bulan sambil mempertahankan overweight 12 bulan dengan mempertahankan pandangan keyakinan pada teknologi dan perawatan kesehatan AS.

Sebaliknya, Hou Wey melihat peluang yang lebih menjanjikan di pasar Eropa dalam jangka pendek. Ia pun merekomendasikan untuk menaikkan posisi ekuitas Eropa ke overweight dalam horizon tiga bulan, sambil mempertahankan posisi underweight untuk jangka panjang. Sektor-sektor seperti pertahanan, keuangan, teknologi, dan layanan kesehatan menjadi perhatian utama karena dinilai akan mendapat dukungan dari kebijakan fiskal dan geopolitik di kawasan tersebut.

"Perubahan utama ini akan membantu mendiversifikasi dari perdagangan yang ramai dan mengurangi risiko konsentrasi ke saham teknologi AS dan Magnificent Seven," sebut dia dalam acara media konferens Prospek Ekonomi Q2 bersama DBS, Rabu (9/4).

Peningkatan eksposur ke aset lain

Perubahan alokasi ini dinilai krusial untuk meredam risiko koreksi tajam di tengah pasar yang cenderung rapuh oleh sentimen geopolitik.

Untuk memperkuat ketahanan portofolio, Hou Wey menyarankan peningkatan eksposur terhadap emas dan aset swasta. Emas kembali menarik sebagai aset safe haven, terlebih dengan munculnya ketidakpastian global dan risiko dedolarisasi di bawah potensi kepemimpinan Trump yang kedua. Harga emas yang melonjak mencerminkan kekhawatiran pasar atas stabilitas jangka panjang dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

Ia menyarankan struktur alokasi portofolio yang lebih adaptif: 40 persen ekuitas, 30 persen obligasi, dan 30 persen alternatif. Komposisi ini dinilai lebih tahan terhadap gejolak pasar dibandingkan portofolio konvensional 60/40, terutama dalam periode tekanan keuangan yang tinggi.

Pendekatan ini diyakini akan memberikan fondasi yang lebih baik bagi investor di tengah ketidakpastian global yang terus membayangi.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us