Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

RMK Energy Kantongi Laba Rp274 Miliar di Tengah Fluktuasi Batu Bara

Presiden Direktur RMKE, Vincent Saputra (tengah) bersama jajaran direksi PT RMK Energy Tbk (RMKE) saat paparan publik RMKE di Wisma RMK, Jakarta, Selasa, (11/3). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • RMK Energy mencatatkan laba bersih Rp274,7 miliar pada 2024, turun 11,1% dari tahun sebelumnya.
  • Penurunan laba sejalan dengan harga batu bara yang merosot 19,6%, namun total pendapatan perusahaan mencapai Rp2,46 triliun.
  • RMKE berhasil menjaga kestabilan pendapatan melalui peningkatan volume penjualan dan jasa bongkar-muat batu bara di kuartal terakhir 2024.

Jakarta, FORTUNE - PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp274,7 miliar pada tahun 2024, mengalami penurunan 11,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan harga batu bara yang merosot 19,6persen secara tahunan pada kuartal IV-2024. Meski begitu, pelemahan laba RMKE masih lebih kecil dibandingkan dengan penurunan harga komoditas tersebut.

Total pendapatan perusahaan mencapai Rp2,46 triliun, turun 5 persen dari Rp2,6 triliun di tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari segmen penjualan batu bara sebesar 69,5 persen, sementara bisnis jasa batu bara menyumbang 30,5 persen.

Presiden Direktur RMKE, Vincent Saputra, menegaskan bahwa meskipun harga batu bara cenderung melemah, perseroan tetap mampu menjaga kestabilan pendapatan melalui peningkatan volume penjualan dan jasa bongkar-muat batu bara, terutama di kuartal terakhir 2024.

“Sepanjang tahun 2024, RMKE berhasil mencatat volume muatan batu bara sebesar 9 juta ton, naik 19,3 persen, serta menjual 2,8 juta ton batu bara, meningkat 18,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini membantu menjaga stabilitas pendapatan perusahaan,” ujar Vincent dalam paparan publik di Wisma RMK, Jakarta, Selasa (11/3).

Rincian pendapatan

RMKE memperoleh pendapatan utama dari penjualan batu bara sebesar Rp 1,71 triliun, mengalami penurunan 4,08 persen secara tahunan. Sementara itu, pendapatan dari jasa bongkar-muat dan pemecahan batu bara justru meningkat 8,73 persen menjadi Rp550,94 miliar.

Segmen bisnis lainnya, seperti transportasi dan penyewaan alat berat, masing-masing menghasilkan Rp142,08 miliar dan Rp37,22 miliar, meskipun mengalami penurunan 17,62 persen dan 50,75 persen. Di sisi lain, pendapatan dari jasa pelabuhan mencatat kenaikan signifikan 35,82 persen menjadi Rp19,99 miliar.

Strategi efisiensi dan tantangan regulasi

Vincent menyoroti bahwa meskipun harga batu bara terdampak oleh dinamika politik global, komoditas ini tetap menjadi sumber energi yang andal dan ekonomis, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar global.

Sebagai bagian dari strategi efisiensi, RMKE mulai beralih ke energi listrik PLN, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar diesel. Selain itu, efisiensi operasional juga ditingkatkan dengan mempercepat proses bongkar kereta hingga rata-rata 3 jam 34 menit, serta mengurangi rasio penggunaan bahan bakar sebesar 9,5persen sepanjang tahun 2024.

Namun, perusahaan juga menghadapi tantangan dari kebijakan terbaru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE), yang mewajibkan eksportir menahan 100 persen devisa mereka di bank dalam negeri selama satu tahun.

“Kami mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat cadangan devisa nasional, tetapi juga memahami kekhawatiran industri terkait dampaknya terhadap arus kas. Perusahaan dengan rekam jejak baik dan hubungan kuat dengan perbankan lokal akan lebih siap menghadapi kebijakan ini,” ujar Vincent.

Dari sisi keuangan, total aset RMKE per 31 Desember 2024 mencapai Rp2,37 triliun, meningkat dari Rp2,24 triliun pada akhir 2023. Aset ini terdiri dari Rp1,21 triliun aset lancar dan Rp1,15 triliun aset tidak lancar.

Liabilitas perusahaan tercatat turun menjadi Rp642,24 miliar dari Rp762,86 miliar di tahun sebelumnya. Rinciannya, liabilitas jangka pendek sebesar Rp578,77 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp63,46 miliar.

Di sisi lain, ekuitas perusahaan meningkat menjadi Rp1,72 triliun per akhir 2024, dibandingkan Rp1,48 triliun pada tahun sebelumnya, menunjukkan kondisi keuangan yang tetap solid di tengah tantangan industri.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us