Alphabet melambung 7,5 persen setelah mencatat rekor penjualan kuartalan, Selasa (2/2) waktu Amerika Serikat (AS). Perusahaan juga berniat memecah nilai nominal saham dengan rasio 20:1 agar tetap likuid di pasar.
Melansir Antara, Kepala Analis Pasar Markets.com, Neil Wilson menilai, “Hal itu akan membuat saham Alphabet makin menarik bagi investor ritel.”
Atensi investor juga tertuju ke induk Facebook, Meta Platforms Inc, yang mencatatkan kenaikan 1,3 persen sebelum pelaporan kinerja keuangan. Namun demikian, ada pula saham teknologi yang menurun seperti Amazon (-0,4 persen) menjelang laporan kinerja bisnis pada Kamis waktu AS.
Sebelumnya, Nasdaq yang didominasi oleh saham teknologi amblas 19 persen dari titik tertinggi sepanjang sejarah pada November 2021. Hal ini terjadi karena investor melepas saham dengan pertumbuhan tinggi di tengah asumsi percepatan kenaikan suku bunga The Fed.
“Ada sebagian pasar teknologi dan pasar pertumbuhan yang memimpin kelipatan cukup ekstrem yang mungkin butuh sedikit ‘udara’ setelah bubble (itu tunjukkan kondisi yang sehat),” ujar Kepala Investasi Kekayaan Pribadi di Glenmede, Jason Pride.
Terkecuali untuk lima atau enam nama teknologi terbesar yang memiliki valuasi lebih moderat dan fundamental lebih baik. Laba para perusahaan teknologi memungkinkan itu terjadi, yang juga berdampak terhadap rekan-rekannya.
Misal, Advanced Micro Devices Inc naik 5,1 persen setelah memproyeksikan pendapatan 2022 melampaui perkiraan. Ditambah dengan kuatnya permintaan semikonduktor kuartalan, meski terjadi di tengah kelangkaan pasokan internasional.
Nvidia Corp juga diuntungkan. Begitu pula dengan Qualcomm Inc dan Micron Technology Inc yang sahamnya tergerek 2,5 persen hingga 6,3 persen.
Meski begitu, tetap ada perusahaan yang sahamnya anjlok, seperti: PayPal (-24,6 persen), Block Inc, Affirm Holdings Inc, dan SoFi Technologies yang sahamnya amblas di kisaran 8,4 persen sampai 10,6 persen.