NEWS

Cina Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Hirup Pertama di Dunia

Vaksin hirup diyakini lebih efektif dari vaksin suntik.

Cina Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Hirup Pertama di DuniaIlustrasi vaksin covid-19 hirup. (CanSinoBio)
07 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Cina menjai negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin hirup (melalui mulut) untuk mengatasi Covid-19. Vaksin tersebut diberi nama Convidecia Air.

Vaksin ini mengubah bentuk cair vaksin menjadi uap menggunakan alat nebulizer untuk kemudian dapat dihirup melalui mulut. Adapun materi vaksin yang digunakan sama dengan jenis vaksin yang disuntikkan oleh pabrikannya, CanSino Biologics (CanSinBIO) di Tianjin.

“Vaksin bebas jarum ini dapat secara efektif menginduksi perlindungan kekebalan komprehensif sebagai respons terhadap SARS-CoV-2 hanya dengan satu napas,” kata CanSino dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Fortune, Rabu (7/9).

Lebih efektif dari suntikan

Ilustrasi vaksin Covid-19 hirup melalui hidung.
Ilustrasi vaksin Covid-19 hirup melalui hidung. (Shutterstock/WESTOCK PRODUCTIONS)

CanSino menuliskan, vaksin jenis inhalasi (hirup lewat mulut) ini, lebih baik dari jenis vaksin suntik. Pemberian vaksin lewat hidung atau mulut dapat mempersiapkan sel-sel kekebalan dari selaput lendir tipis yang ada. Hal ini diyakini dapat mencegah penyebaran penyakit, karena virus terbunuh sejak baru memasuki tubuh, terutama di bagian mulut atau hidung.

Para ilmuwan berpendapat bahwa vaksin yang dihirup bisa jauh lebih efektif dalam menghentikan penyebaran infeksi dengan dosis yang jauh lebih rendah, untuk menghasilkan dampak yang sama dengan vaksin suntik.

Menurut uji klinis Fase III yang diterbitkan 23 Desember di jurnal The Lancet, vaksin yang disuntikkan 57,5 persen efektif untuk mencegah gejala Covid-19 dan 91,7 persen efektif untuk mencegah penyakit parah setelah empat minggu atau lebih, setelah dosis tunggal diberikan.

Sementara, melalui uji klinis lain pada 26 Juli di The Lancet, tingkat kekebalan yang dihasilkan oleh dua inhalasi vaksin yang terpisah 28 hari, mencapai sama dengan yang dihasilkan oleh satu suntikan intramuskular. Convidecia Air pun jadi vaksin jenis hirup pertama mendapat persetujuan untuk segera digunakan. Administrasi Produk Medis Nasional Cina menyetujui penggunaan vaksin ini sebagai booster.

AS berupa percepat vaksin inhalasi

Ilustrasi vaksin berbasis mRNA.
Ilustrasi vaksin berbasis mRNA. (Pixabay/JFCFilms)

Related Topics