NEWS

Jokowi Ungkap 3 Strategi Merealisasikan Ekonomi Hijau di WEF

Upaya konservasi dan restorasi lingkungan cukup berhasil.

Jokowi Ungkap 3  Strategi Merealisasikan Ekonomi Hijau di WEFPresiden Jokowi didampingi sejumlah menteri saat menghadiri World Economic Forum, Kamis (20/1), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. (Dok. Setkab)
21 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sejumlah strategi yang dijalankan pemerintah untuk mewujudkan ekonomi hijau dalam World Economic Forum (WEF). Strategi itu di antaranya seperti pembangunan rendah karbon, kebijakan net zero emissions pada 2060, dan sejumlah stimulus hijau.

Jokowi mengatakan, upaya konservasi dan restorasi lingkungan di Indonesia cukup berhasil dilaksanakan. “Laju deforestasi turun signifikan hingga 75 persen pada periode 2019-2020, di angka 115 ribu hektare. Lalu, kebakaran hutan juga turun drastis, hotspot misalnya di tahun 2014 ada 89 ribu, pada 2021 menurun jadi 1.300,” katanya saat berbincang dengan Ketua Eksekutif Klaus Schwab, secara virtual, Kamis (20/1).

Restorasi lahan gambut dan rehabilitasi mangrove pun berjalan baikm dengan skema pembiayaan konservasi dan restorasi pun telah disiapkan dengan mendirikan badan pengelola dana lingkungan hidup. “Yang bersumber dari dalam dan luar negeri, dengan prinsip berkelanjutan, kredibel, dan akuntabel,” ujarnya.

Skema green sukuk

Terkait pembangunan ramah lingkungan, Mantan Walikota Solo ini mengatakan bahwa Indonesia memiliki skema pembiayaan inovatif untuk mendukung sejumlah agenda, salah satunya skema green sukuk. 

Skema ini akan menjadi alternatif pembiayaan pembangunan pemerintah. “Termasuk penerbitan government bonds kategori Environmental, Social, dan Governance (ESG) untuk memperluas basis investasi yang harus environmental and socially responsible,” ujar Jokowi. 

Nilai ekonomi karbon

Pemerintah secara bertahap juga akan mengembangkan mekanisme nilai ekonomi karbon sebagai insentif bagi pihak swasta dalam mencapai penurunan emisi. Upaya ini dilakukan dalam beberapa program, seperti penerapan budget taking untuk anggaran iklim pada APBN dan menerapkan pajak karbon dalam menangani perubahan iklim.

Menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi global market leader dalam skema perdagangan karbon dunia, bahkan diprediksi mampu mengalahkan potensi perdagangan karbon di Peru, Kenya, dan Brazil sebagai sesama negara yang memiliki luasan hutan tropis terbesar di dunia.

"Pembentukan harga karbon by country di Indonesia juga relatif bersaing, kompetitif dibandingkan negara pionir perdagangan karbon lainnya,” ujar Presiden Joko Widodo.

Related Topics