- Siapa direktur Garuda Indonesia sekarang?
Berdasarkan hasil RUPSLB pada 15 Oktober 2025, Garuda Indonesia menunjuk Glenny H. Kairupan sebagai Direktur Utama, Thomas Sugiarto Oentoro sebagai Wakil Direktur Utama, Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, serta Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi. - PT Garuda Indonesia milik siapa?
Garuda Indonesia merupakan perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saham mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN. - Berapa gaji pilot di Garuda Indonesia?
Gaji pilot Garuda Indonesia bervariasi tergantung pada jenis pesawat dan pengalaman. Rata-rata pilot senior bisa memperoleh gaji antara Rp60 juta hingga Rp120 juta per bulan, belum termasuk tunjangan penerbangan. - Kenapa saham Garuda tidak bisa dibeli?
Saham Garuda Indonesia sempat dihentikan perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena proses restrukturisasi dan penyesuaian laporan keuangan. Namun, perdagangan saham dapat kembali dibuka setelah seluruh kewajiban dan persyaratan administratif terpenuhi. - Berapa banyak pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia?
Grup Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan 202 pesawat dengan rata-rata usia di bawah lima tahun. Jumlah tersebut terdiri dari 144 armada Garuda Indonesia sebagai maskapai utama dan 58 armada Citilink sebagai maskapai berbiaya rendah.
Dua WNA Jadi Direktur Garuda Indonesia, Ini Latar Belakangnya

- Garuda Indonesia mengumumkan restrukturisasi direksi dan komisaris melalui RUPSLB pada 15 Oktober.
- Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills diangkat sebagai direktur dengan pengalaman panjang di industri penerbangan global.
- Pengangkatan keduanya sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjalankan BUMN dengan standar internasional.
Jakarta, FORTUNE — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi mengumumkan restrukturisasi besar dalam jajaran direksi dan komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (15/10). Salah satu keputusan penting dalam rapat tersebut adalah pengangkatan dua warga negara asing (WNA) sebagai anggota direksi, yakni Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills.
Balagopal Kunduvara kini menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, sedangkan Neil Raymond Mills dipercaya sebagai Direktur Transformasi. Keduanya dinilai memiliki pengalaman panjang di industri penerbangan global dan diharapkan membawa standar baru dalam pengelolaan maskapai pelat merah tersebut.
Lantas, seperti apa latar belakang keduanya? Simak penjelasannya berikut ini.
Punya pengalaman di dunia penerbangan
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa pengangkatan dua ekspatriat ini bukan tanpa alasan. Ia menilai, pengalaman dan kemampuan keduanya dapat membantu mempercepat transformasi Garuda Indonesia yang tengah berupaya bangkit setelah masa sulit.
“Kalau kita lihat contoh dari Garuda ini, Balagopal punya background yang sangat kuat, sudah berkarier 25 tahun di Singapore Airlines,” kata Rosan dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
Sementara itu, Neil Raymond Mills disebut memiliki pengalaman hampir 25 tahun di berbagai maskapai besar dunia.
“Beliau pernah berkarier di Iberia, Air Italy, Philippine Airlines, dan Green Africa Airways. Kita butuh sosok seperti dia karena transformasi di Garuda memang harus signifikan,” sambung Rosan.
Profil Balagopal Kunduvara
Balagopal Kunduvara merupakan eksekutif asal Singapura dengan pengalaman lebih dari dua dekade di Singapore Airlines. Ia pernah menjabat sebagai Divisional Vice President Financial Services, posisi strategis yang mengelola keuangan dan operasional salah satu maskapai terbaik di dunia.
Kunduvara juga memiliki latar belakang pendidikan yang mentereng. Ia merupakan lulusan Nanyang Technological University Singapore, Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of London, UCLA, serta National University of Singapore (NUS).
Setelah resmi diangkat, Kunduvara memperbarui profil LinkedIn pribadinya dan mencantumkan jabatan barunya sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia.
Profil Neil Raymond Mills
Berbeda dengan Kunduvara, Neil Raymond Mills berasal dari Inggris dan memiliki rekam jejak panjang di berbagai maskapai dunia. Ia terakhir menjabat sebagai Chief Procurement Officer & Head of Transformation di Scandinavian Airlines sebelum bergabung dengan Garuda.
Mills juga memiliki pengalaman luas di berbagai belahan dunia, termasuk sebagai President & COO Green Africa Airways, COO Air Italy, Chief Strategy Officer airberlin, serta CEO SpiceJet Airlines di India. Ia bahkan pernah menjadi Chief Executive Advisor di Philippine Airlines dan CFO flydubai di Uni Emirat Arab.
Karier Mills dimulai di easyJet pada 1997, di mana ia menghabiskan lebih dari satu dekade dan mengakhiri masa jabatannya sebagai Procurement Director. Ia juga tercatat sebagai anggota South African Institute of Chartered Accountants, yang menjadi dasar profesionalismenya di bidang keuangan dan strategi bisnis penerbangan.
Berharap adanya perbaikan di tubuh Garuda
Pengangkatan dua direktur asing ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang sebelumnya telah mengumumkan perubahan regulasi agar ekspatriat dapat menjadi pimpinan BUMN.
“Saya sudah mengubah regulasinya, sekarang ekspatriat, non-Indonesia bisa memimpin BUMN kita,” kata Prabowo dalam dialog bersama Steve Forbes, Chairman Forbes Media, di Jakarta (15/10).
Menurut Prabowo, langkah ini bertujuan agar perusahaan pelat merah dijalankan dengan standar internasional dan bisa bersaing di pasar global. Ia juga menugaskan BPI Danantara untuk mencari talenta terbaik, baik dari dalam maupun luar negeri.
Rosan menambahkan, keberadaan dua direktur asing ini menjadi bukti keseriusan Danantara dalam menata ulang Garuda Indonesia. Terlebih, lembaga tersebut telah menyuntikkan dana investasi sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6,63 triliun (kurs Rp16.581 per dolar AS) untuk memperkuat Garuda dan anak usahanya, Citilink.
"Kita mau menunjukkan bahwa kita ini serius. Karena di dalam Garuda ini kita juga menginvestasikan dana yang tidak kecil, ya, kita sudah kucurkan 400 juta dolar AS dan kemungkinan akan bertambah. Jadi kita melihat bahwa manajemen memainkan peranan yang sangat penting," ungkapnya.
Dengan pengalaman panjang dua eksekutif asing tersebut, pemerintah berharap Garuda Indonesia bisa kembali menjadi maskapai kebanggaan nasional yang sehat dan kompetitif. Transformasi di bidang keuangan, tata kelola, dan strategi bisnis menjadi fokus utama dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan.
Keduanya juga diharapkan dapat memperkuat posisi Garuda di pasar internasional serta memperluas jaringan bisnis maskapai yang selama ini menghadapi tantangan berat pascapandemi dan restrukturisasi utang.