Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Secara Ekonomi, Kurban 2025 Diprediksi Turun Jadi Rp27,1 Triliun

Sí Blangor, sapi kurban Prabowo di Magatan yang dibeli dengan harga Rp100 juta. IDN Times/ Riyanto.
Sí Blangor, sapi kurban Prabowo di Magatan yang dibeli dengan harga Rp100 juta. IDN Times/ Riyanto.
Intinya sih...
  • Perekonomian kurban 2025 diprediksi turun menjadi Rp27,1 triliun
  • Jumlah pekurban pada 2025 diprediksi hanya akan melibatkan 1,92 juta orang, menurun dari 2,16 juta pada tahun sebelumnya
  • Krisis ekonomi dipicu oleh keterpurukan sektor manufaktur padat karya dan perlambatan investasi serta meningkatnya kehati-hatian pelaku ekonomi

Jakarta, FORTUNE - Potensi ekonomi dari ibadah kurban pada 2025 diperkirakan menyusut menjadi Rp27,1 triliun. Angka ini menurun Rp1,2 triliun dari estimasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp28,3 triliun akibat merosotnya jumlah pekurban di Tanah Air. Proyeksi tersebut diungkapkan lembaga riset Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS).

Penurunan jumlah pekurban diprediksi cukup signifikan, dari sekitar 2,16 juta orang pada 2024 menjadi 1,92 juta orang pada 2025. Artinya, terjadi penyusutan sekitar 233.000 pekurban hanya dalam setahun.

“Jumlah ini bahkan lebih rendah dibanding masa pandemi. Pada 2021 saja jumlah pekurban tercatat sekitar 2,11 juta, dan tahun 2022 bahkan mencapai 2,17 juta,” kata Peneliti IDEAS, Tira Mutiara, dalam keterangan tertulis, Selasa (27/5).

Menurut Tira, pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah ke atas—kelompok yang selama ini menjadi tulang punggung pelaksanaan ibadah kurban—menjadi faktor utama penurunan ini. Ia menilai ketidakmampuan negara menjaga kestabilan kelas sosial tersebut membedakan situasi kini dengan periode krisis pandemi.

“Pandemi memang krisis besar, tapi saat itu stimulus ekonomi digelontorkan besar-besaran. Harga komoditas juga naik dan sektor keuangan relatif stabil, sehingga kelas menengah bisa tetap bertahan,” ujar Tira.

Sebaliknya, krisis saat ini lebih banyak dipicu keterpurukan sektor manufaktur padat karya. Hal ini memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masif sejak 2024 hingga pertengahan 2025, yang berdampak signifikan pada daya beli rumah tangga muslim.

IDEAS mencatat, sepanjang 2024 terdapat 77.965 pekerja terdampak PHK, dengan kontribusi terbesar dari provinsi padat industri seperti Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat. Tren PHK berlanjut pada periode Januari hingga 20 Mei 2025, dengan 26.455 orang telah kehilangan pekerjaan, mayoritas berasal dari wilayah perkotaan yang merupakan basis utama pekurban.

Tekanan ekonomi kian berat akibat perlambatan investasi dan meningkatnya kehati-hatian pelaku ekonomi. Sikap ini dipicu ketidakpastian global, terutama perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

“Banyak dari kelas menengah awal akhirnya menahan belanja di luar kebutuhan pokok. Ini sudah mulai terlihat sejak ekonomi mudik tahun ini lesu. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai 4,87 persen,” ujar Tira.

Dari total 1,92 juta pekurban yang diproyeksikan IDEAS pada 2025, kebutuhan hewan kurban didominasi jenis domba dan kambing (doka) sebanyak 1,1 juta ekor. Sementara itu, kebutuhan sapi diperkirakan mencapai 503.000 ekor.

Meskipun trennya menurun, IDEAS memandang ibadah kurban tetap menyimpan potensi ekonomi besar, khususnya untuk menggerakkan sektor peternakan nasional. Tira menyatakan sektor ini berperan strategis, tidak hanya dalam memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan protein hewani, tetapi juga sebagai sumber penghidupan masyarakat desa.

“Oleh karena itu, momen kurban perlu dimanfaatkan secara optimal dengan memperkuat ekosistem peternakan, agar sektor ini mampu tumbuh berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi rakyat,” ujar Tira.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us